By. Fikri Jamil Lubay
Ahok memang fenomenal...? kesaksian dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) seorang saksi pelapor Habib Novel Bamukmin atau Novel Chaidir Hasan Bamukmin yang memuat riwayat hidup sang Habib menjadi konsumsi empuk nan lezat paska persidangan Gubernur DKI Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok di Auditorium Kementerian Pertanian yang agendanya adalah mendengarkan keterangan saksi pelapor kasus dugaan penistaan Agama Islam terhadap Ahok.
Sebuah kata “fitsa hats” yang dibuka oleh Ahok paska persidangan itu menjadi pergunjingan baik media online maupun cetak dan elektronik yang berasa panas sepanas suasana Pilkada DKI saat detik-detik akhir menjelang pemungutan suara maupun agenda putusan sidang terhadap Ahok itu sendiri.
Inilah beberapa kekhawatiran yang muncul akibat kesalahan menggoreng fitsa hats di rangkaian persidangan Ahok, yaitu :
- Menghilangkan substansi/inti dari kasus Ahok. Fitsa Hats harus segera didinginkan dan ditelan saja karena sangat tidak substantif dan bisa mengacaukan materi inti dari dugaan penistaan Agama oleh Ahok sang Gubernur DKI yang sedang cuti;
- Membingungkan pemirsa. Ini kasus salah ketik pemeriksa atau salah baca oleh pelapor (Habib Novel). Yang jelas adalah baik pemeriksa dan yang diperiksa itu jelas, orangnya ada dan mudah di-tracing. Dan yang perlu diingat adalah kata-kata “fitsa hats” itu sungguh-sungguh tidak penting. Dengan demikian tidak perlu dicari siapa yang salah dan benar. Karena ini bukan kasus fitsa hats;
- Isu Pemutarbalikan Fakta. Khawatir juga nanti para jaksa menjadi tidak fokus dan sang hakim juga kesulitan mencerna gegara “gorengan” fitsa hats. Insya allah tidak. Semoga para jaksa bisa menuntut dengan adil dan para hakim bisa membuat keputusan yang juga adil sebagaimana fakta-fakta yang terjadi di persidangan.
Lihat saja akibatnya, googlesudah mulai keranjingan lelucon dengan suaalah mencari markas DPP FPI dengan Markas DPP Fitsa Hats
Karena itu, untuk kasus salah ketik atau salah (slip) baca fitsa hats nanti sajalah diurus. Toh belum juga ada yang merasa dirugikan dan melapor selain Sang Habib Sendiri. Atau juga yang empunya merk malah diuntungkan karena tidak sengaja merk yang memang sudah nge-top itu ikut-ikutan nge-tred mengikuti perkembangan kasus Ahok. Entahlah... yang jelas bagi yang hobi dan punya duit makan sajalah “fitsa hats”. Untuk rasa dan sensasinya tidak perlu khawatir...silahkan dirasakan sendiri.
Sudah saatnya semuanya fokus saja ke materi persidangan. Diyakini kasus ini akan sangat banyak manfaatnya untuk pembelajaran bagi generasi penerus agar peristiwa yang sama tidak perlu terjadi kembali. Pembelajaran yang berharga itu bisa sangat bermakna billa para pendukung Ahok atau pun para penentang Ahok bisa fokus dan tidak melebar mengurusi urusan diluar substansi persidangan seperti "fitsa hats".
Selamat mencoba dan semoga Pak Hakim dan Pak Jaksa termasuk para saksi dan pembela masing-masing agar tetap fokus saja dikasus Ahok sampai tuntas dan selesai.
Semoga bermanfaat. Salam.
Fikrijamillubay