Mohon tunggu...
fikrijamil
fikrijamil Mohon Tunggu... Administrasi - Wong Dusun Tinggal di Kampung

Menulis Untuk Menjejak Hidup

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok (bukan) Lelaki Sejati

1 Agustus 2016   14:36 Diperbarui: 1 Agustus 2016   14:44 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahok (memukul) KO teman-temannya. Foto diolah sendiri dari top10indo.com

Oleh : Fikri Jamil Lubay

Tanggal 11 Maret 2016, di Kompasiana penulis pernah menulis “Menakar Kesetiaan Teman Ahok” dan dilanjutkan kembali pada tanggal 8 April 2016 dengan judul “ Ahok Panik, Teman Ahok Bingung, Calon Pemilih...?”. Kedua tulisan itu berisi prediksi dan juga sudah menggambarkan suatu hubungan linier antara Ahok-Teman Ahok-Calon Pemilih dan kendaraan politiknya.

Tulisan ini sengaja tidak lagi banyak membahas “Teman Ahok” tetapi semua yang merasa sebagai “Teman-nya”, termasuk temannya Teman Ahok, dengan harapan yang lebih tegas bahwa Ahok tidak hanya punya “Teman Ahok”  tapi juga punya rakyat Jakarta yang akan memberikan hak suaranya pada Pilgub Jakarta nanti.

Kesetiaan yang mahal dari Teman Ahok yang sudah mampu memenuhi jawaban atas tantangan dan keinginan Ahok sendiri dan sebagaimana yang selalu dijanjikan oleh Ahok sebagai “lelaki sejati” untuk memilih jalur independen harus dibayar dengan sangat mahal.

Tontonan politik yang diharapkan menarik menjelang Pilgub Jakarta sebagai barometer politik nasional sesungguhnya tidak (lagi) menjadi menarik untuk kami dari daerah pinggiran pertiwi. Harapan yang semula digadang Ahok sendiri untuk menjadikan Jakarta memiliki Gubenur pertama dari calon independen yang lebih terhormat, senyatanya menjadi semenjana.

Kendaraan politik yang dipilih Ahok dengan mengesampingkan Teman Ahok sepertinya telah menjadi tukar guling habitat hianat-menghianati antara keinginan menjadi gubernur dengan suatu kepastian kendaraan politik menuju Jakarta Satu yang selevel menteri itu.

Teman Ahok mungkin telah berikrar untuk tetap mendukung Ahok menjadi Calon Gubernur DKI apapun kendaraan politik pilihan Ahok. Ahok juga pasti menyadari kekecewaan “segelintir” teman Ahok yang pasti tidak lebih banyak dari KTP yang dikumpulkan oleh Teman Ahok. Bahkan Ahok sudah memerintahkan pengembalian KTP yang dikumpulkan Teman Ahok terhadap calon pendukung ahok yang kecewa.

Namun persoalannya tidak sesederhana itu. Kalau selama ini Ahok dikenal sebagai pejabat yang Cas-Cis-Cus, tidak sopan, tidak beradat, sering mengeluarkan umpatan, cacian bahkan makian. Kebiasaan Ahok menghianati temannya juga bukan barang baru dan baru sekali ini terjadi. Karena itu juga Ahok digelari sebagai “kutu loncat” didunia politik. Terakhir tentu saja meloncat dari Partai Gerindra yang telah bersusah payah menjadikannya menjadi Wakil Gubernur Jakarta dan bahkan Gubernur Jakarta pengganti Jokowi.

Persoalan pentingnya adalah publik wajib bertanya kepada siapa Ahok berintegritas...? Kalau jawabannya kepada rakyat, tentu Ahok tidak perlu ragu maju melalui jalur independen yang tleah disiapkan secara mati-matian oleh Teman Ahok. Jangan-jangan untuk...?

Praduga negatif tentu akan membangkitkan semangat orang-orang yang mati-matian membela Ahok secara membabi buta. Dunia menjadi tidak jelas dan pandangan menjadi sempit karena pupil menjadi miotik. Bidang persepsi pun menjadi terbatas. Logika menjadi terpinggirkan, karena yang terpenting adalah Ahok menjadi DKI-1.

Ketika menulis “menakar kesetiaan teman ahok”, penulis sudah membuat analisis bahwa kalau mau mengganggu Ahok, ganggu saja teman ahok. Anak-anak yang masih muda. Yang masih punya banyak keinginan dan harapan serta pasti diragukan kapabilitasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun