Jadi dari sisi akademik yang menjadi tutornya knowledge (pengetahuan) tidak usah lagi meragukan kapasitasnya anak Tangga Buntung Palembang ini.
ATTITUDE (SIKAP DAN PRILAKU)
Wajah yang terkesan datar merupakan sesuatu yang tidak biasa dimiliki oleh orang-orang Palembang kebanyakan yang biasanya dikenal berwatak keras dan tempramental. Perilaku tempramental itu tidak melekat pada diri Tito Karnavian. Tito bukan lah seorang yang mudah terlihat panik. Beliau juga memiliki oral speaking yang baik dalam menghadapi serangan media, pengamat dan politisi.
Bahkan Tito Karnavian sepertinya lebih Jawa dari orang Jawa sekalipun. Tutur kata yang lemah lembut dengan pembawaan yang kalem (calmly), sopan dan santun, menunjukkan betapa seorang Tito Karnavian sangat lah berwibawa.
Rahang yang pendek dan badan yang “gempal”/kekar menjadi kelebihan yang lain yang menunjukkan bahwa Tito Karnavian adalah sebetulnya seorang yang sangat keras dan tegas.
So, dikotomi antara “senior” dengan “junior” sepertinya hanyalah milik segelintir orang dan politisi saja. Internal Polri sebagaimana yang disampaikan langsung oleh Kapolri Jend. Badrodin Haiti serta mereka yang disebut oleh para politisi itu para Senior seperti Buwas dan lain-lain tidak ada yang mempermasalahkan Tito karnavian menjadi calon tunggal kapolri pilihan Presiden Jokowi.
Suara-suara sumbang itu termasuk release “catatan hitam” dari Kontras hanya lah menjadi bumbu penyedap dan pewangi saja untuk menjadikan POLRI lebih kuat dan Profesional sebagai “pengayom rakyat”.
Dikotomi terhadap senior dengan junior sebetulnya tidak perlu terjadi dan seharusnya diabaikan saja dalam konteks profesionalisme pekerjaan. Institusi POLRI beruntung memiliki Tito Karnavian yang menghabiskan waktunya hanya untuk POLRI dan insya allah masih cukup umur memimpin POLRI dalam jangka (waktu) yang cukup lama (kurang lebih lima tahun).
Waktu yang panjang itu merupakan sebuah investasi yang semoga bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Tito Karnavian. Tito Karnavian memiliki cukup waktu untuk membenahi POLRI dibandingkan dengan Kapolri sebelumnya. Dukungan dari seluruh elemen bangsa dipastikan menjadikan Jenderal Tito Karnavian lebih kuat untuk memperbaiki internal POLRI yang sudah disadarinya sendiri membutuhkan banyak perbaikan internal.
Yang perlu diingat bahwa “Tuhan saja sering dianggap tidak bisa memuaskan hambanya, dan hamba-Nya sering tidak tahu diri dan memprotes serta menyalahkan perlakuan Tuhan terhadapnya”.
Jadi tetaplah rendah hati Bung Tito... tidak ada manuisa yang sempurna, karena tidak mungkin engkau bisa memuaskan seluruh ummat manusia di Indonesia.