Menyimak dan membaca sebuah berita yang sudah kusam dan tentu saja sudah dianggap usang kalau tidak mau dikatakan uzur di Kompas.com, tanggal 6 April 2015 yang yang berjudul “Salahnya Bir dimana? Ada nggak orang mati karena minum Bir?”, tetap membuat kita terasa miris kalau tidak mau dikatakan “buta” sekaligus “tuli” (buta-tuli).
Mungkin juga bukan karena kebetulan, hampir setahun kemudian setelah berita di Kompas.com itu, tepatnya pada tanggal 4 April 2016 ditemukan sesosok jenazah yang kemudian diidentifikasi dan dikenali sebagai seorang bocah lucu, murid sebuah sekolah menengah pertama di “pedalaman” Provinsi Bengkulu bernama “YUYUN”.
Pertanyaannya adalah apa korelasinya berita di kompas.com itu dengan berita duka kematian Yuyun...?
Yuyun (14 tahun) yang beralamat di Dusun IV Desa Kasie Kasubun, Kecamatan Padang Ulak Tanding, merupakan seorang pelajar kelas 8 sebuah sekolah negeri SMPN 5 Kecamatan Padang Ulak Tanding. Korban Yuyun diperkosa dan kemudian dibunuh oleh 14 orang pemuda yang tidak menampakkan wajah berdosa.
Kematian Yuyun sang pelajar yang ceria itu menyisakan banyak cerita dan memberikan pembelajaran penting kepada kita bahwa lingkungan tidak lagi bisa dipercaya dan lingkungan tidak lah lagi sama dengan lingkungan seperti yang tergambar dimasa lalu, terutama lingkungan dan pergaulan khas perdesaan.
Masalahnya pokoknya adalah sebelum melakukan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Yuyun, para pemuda mabuk tersebut terlebih dahulu diduga mengkonsumsi minuman keras yang salah satunya berupa “bir”.
Okezone.com (4 Mei 2016) menyebutkan bahwa setelah melakukan pembunuhan dan pemerkosaan berulang kali terhadap Yuyun, keempat belas pemuda itu kemudian meninggalkan Yuyun dalam kesendiriannya dengan menutupi jenazahnya yang tergolek tak bernyawa dengan dedaunan di kebun karet dan dalam kondisi tangan dan kaki terikat.
***
Cerita berikut mungkin dapat menyegarkan ingatan kita kembali betapa khamr, termasuk bir sebaiknya tidak dikonsumsi dan diperdagangkan secara bebas.
Suatu hari Khalifah Ustman bin Affan R.A., pernah berkhutbah sebagaimana diriwayatkan oleh Az-Zuhiy. Khalifah Ustman dalam khutbahnya menyampaikan kepada ummatnya agar berhati-hati terhadap minuman yang mengandung khamr atau arak. Khamr atau arak itu dapat memabukkan bagi orang yang meminumnya.
Sahdan, diriwayatkan bahwa, dahulu hidup lah seorang ahli ibadah (sebutlah namanya “Mang Juhai”) yang sangat tekun sholat dan selalu pergi beribadah ke mesjid. Suatu hari Mang Juhai yang dikenal sebagai pemuda sholeh dan ahli ibadah itu didatangi dan berkenalan dengan seorang perempun cantik nan jelita, sebut sajanya namanya “Bik Jubai”.