Mohon tunggu...
Fikri FansyuriHarahap
Fikri FansyuriHarahap Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat Politik Level Warung Kopi

Blog untuk menumpahkan pandangan tentang sosial dan politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pragmatisme Politik PKS: Antara Konsistensi dan Ketergantungan terhadap Figur

12 Agustus 2024   17:00 Diperbarui: 12 Agustus 2024   17:00 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa hari ke belakang kita melihat politik di Indonesia semakin dinamis. Salah satu isu yang sedang hangat beredar terkait sikap dari PKS yang berpotensi tidak memajukan Anies Baswedan sebagai Calon Gubernur Jakarta. Akibat sikap PKS ini banyak pihak yang menyampaikan kekecewaan. Bagi saya ini hal yang wajar akan tetapi reaksi kekecewaan tidak sebesar ketika PKS memutuskan mendukung Bobby Nasution sebagai Gubernur Sumatera Utara.

Sekadar mengingatkan, dalam Pilpres sebelumnya, PKS adalah partai yang mengusung Anies Baswedan sebagai Calon Presiden. Tidak hanya mengusung Anies sebagai calon Presiden, PKS melalui kader-kadernya juga aktif memberikan kritik kepada pihak Prabowo-Gibran sebagai lawan sekaligus pemenang Pilpres. Salah satu kritik yang sering kali disampaikan oleh PKS adalah terkait dengan politik dinasti yang dilakukan oleh rezim Presiden Jokowi.

Dengan PKS mendukung Bobby Nasution berarti PKS sudah terbukti tidak konsisten dengan ide dan kritik yang mereka sampaikan. Akan tetapi kekecewaan atas hal itu tidak sebesar ketika terdapat isu yang menyatakan bahwa PKS akan mengurungkan keputusannya mendukung Anies. Di sini dapat dilihat bahwa isu politik di Indonesia hanya berputar pada "figur" dan bukan "gagasan."

Keterpikatan orang terhadap figur daripada gagasan memang bukan hal yang baru dan dapat dikatakan sebagai realitas politik di Indonesia. Alhasil segala sesuatunya sering kali berkutat pada pragmatisme. Keputusan PKS untuk mendukung Bobby Nasution, yang notabene terkait dengan keluarga Presiden Jokowi, memperlihatkan bagaimana pragmatisme politik dapat mengalahkan konsistensi dan narasi yang selama ini mereka suarakan.

Meskipun reaksi publik terhadap PKS terkait isu ini relatif lebih tenang ketimbang dalam isu potensi mengurungkan dukungannya terhadap Anies Baswedan. Memang benar bahwa ketika mereka tidak jadi mengusung Anies dan merapat ke koalisi KIM itu adalah hal yang bertentangan dengan gagasan mereka. Akan tetapi mereka telah melakukan itu pada kasus dukungan mereka terhadap Bobby Nasution di Sumatera Utara.

Jika melihat apa yang dilakukan PKS di Sumatera Utara tentu harusnya tidak kaget melihat bagaimana potensi yang akan dilakukan PKS di Jakarta. Meskipun wajar jika pemilih PKS di Jakarta merasa kecewa dengan sikap partai ini, kekecewaan tersebut tampaknya juga dirasakan oleh pihak di luar pemilih PKS. Dan jika memang PKS mengurungkan dukungannya terhadap Anies mereka sebenarnya berusaha melespakan ketergantungan mereka terhadap "figur." Apakah langkah ini akan berhasil atau tidak, tentu waktu yang akan menjawab

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun