Ketika berbicara tentang masa depan, sering kali kita diliputi oleh rasa khawatir: "Bagaimana jika saya tidak mendapatkan pekerjaan?", "Bagaimana jika usaha saya gagal?", atau "Apa yang akan terjadi jika harapan saya tidak tercapai?" Kekhawatiran ini adalah hal yang wajar, terutama dalam dunia yang penuh ketidakpastian. Namun, Islam menawarkan panduan yang dapat membantu kita mengatasi ketakutan ini dengan keyakinan dan optimisme.Â
Allah sebagai Pemberi Rezeki Dalam Islam, rezeki adalah salah satu hal yang sudah dijamin oleh Allah ta'la. Allah berfirman:Â
"Dan tidak ada suatu makhluk pun yang bergerak di bumi ini melainkan semuanya dijamin oleh Allah rezekinya." (QS. Hud: 6).Â
Ayat ini mengingatkan bahwa rezeki setiap makhluk sudah ditetapkan oleh Allah. Tugas kita adalah berusaha dengan cara yang halal dan penuh semangat. Jika kita merasa takut tidak mendapatkan pekerjaan, itu bukan alasan untuk menyerah. Sebaliknya, jadikan itu motivasi untuk terus belajar, meningkatkan keterampilan, dan berusaha, sambil tetap mengingat bahwa hasil akhir adalah kehendak Allah.Â
Hikmah di Balik Ketidakpastian
Ketakutan terhadap masa depan sering kali muncul karena ketidakpastian. Namun, Islam mengajarkan bahwa setiap hal yang terjadi, baik atau buruk, memiliki hikmah yang mendalam. Allah berfirman:Â
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216).Â
Jika suatu hari kita tidak mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, jangan langsung merasa gagal. Bisa jadi Allah sedang menyiapkan sesuatu yang lebih baik di waktu yang tepat. Kegagalan bukanlah akhir, melainkan bagian dari perjalanan menuju kesuksesan.Â
Berusaha dengan Tawakal
Rasa takut tidak akan hilang dengan sendirinya. Islam mengajarkan kita untuk menghadapinya dengan berusaha dan bertawakal. Rasulullah SAW bersabda:Â
"Jika kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberikan rezeki kepada burung. Burung itu pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang." (HR. Tirmidzi).Â