Mohon tunggu...
Fikri Haekal Akbar
Fikri Haekal Akbar Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Pascasarjana UIN Antasari Banjarmasin

Fikri Haekal Akbar merupakan penulis buku "Mahastudent: Mahasiswa dengan Segala Keresahannya".

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perang Tabuk dan Diplomasi Rasulullah - #NgomonginSejarah

22 Januari 2025   13:38 Diperbarui: 22 Januari 2025   13:38 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilusrasi perang tabuk (source: detik.com)

Perang Tabuk adalah salah satu peristiwa besar dalam sejarah Islam yang terjadi pada bulan Rajab tahun ke-9 Hijriah. Latar belakang utama perang ini adalah kabar tentang persiapan pasukan Romawi yang ingin menyerang wilayah perbatasan utara Arab. Kaisar Romawi, Heraklius, mendukung suku-suku Arab Nasrani seperti Lakhm, Judzam, dan Ghassan untuk memobilisasi pasukan menuju Balqa', sebuah wilayah strategis di perbatasan Syam. Ancaman tersebut memicu kekhawatiran besar di kalangan umat Muslim, mengingat Romawi saat itu adalah salah satu kekuatan superpower dunia dengan reputasi militer yang ditakuti. Melawan mereka tampak seperti mimpi buruk bagi banyak orang. Dalam situasi genting ini, Rasulullah SAW menunjukkan kebijaksanaan dan ketegasan luar biasa dengan memutuskan untuk mengambil tindakan pencegahan melalui ekspedisi militer ke Tabuk. Langkah ini bukan hanya sekadar untuk melindungi wilayah Muslim dari serangan musuh, tetapi juga untuk menunjukkan bahwa umat Islam memiliki kekuatan yang cukup besar untuk menghadapi tantangan sebesar apapun.

Shafyurrahman al-Mubarakfuri dalam Rahiq al-Makhtum menjelaskan bahwa kekhawatiran umat Muslim terhadap ancaman Romawi begitu besar sehingga hal-hal kecil pun mampu membuat mereka kaget. Sebuah riwayat mengisahkan bagaimana Umar bin Khattab bercerita tentang rasa takut kaum Muslimin terhadap serangan dari Raja Ghassan, sekutu Romawi. Ketakutan ini mencerminkan betapa gentingnya situasi saat itu. Meski demikian, Rasulullah tetap menunjukkan ketegasannya dengan memutuskan untuk bergerak terlebih dahulu menghadapi musuh. Langkah proaktif ini bertujuan untuk mencegah serangan terhadap Madinah dan wilayah Muslim lainnya. Rasulullah sangat memahami bahwa ancaman semacam ini, jika dibiarkan, dapat merusak dakwah Islam serta reputasi militer umat Muslim. Oleh karena itu, ekspedisi ke Tabuk menjadi langkah penting yang tidak hanya bersifat militer, tetapi juga strategis dan diplomatis.

Ekspedisi ke Tabuk merupakan ujian berat bagi kaum Muslimin. Pada masa itu, umat Muslim sedang menghadapi masa paceklik yang menyebabkan kekurangan pangan dan sumber daya. Meski demikian, semangat juang para sahabat tetap tinggi. Salah satu contoh kontribusi besar datang dari Utsman bin Affan, yang menyumbangkan seribu dinar emas untuk memenuhi kebutuhan logistik pasukan. Kisah ini tidak hanya menunjukkan komitmen Utsman terhadap perjuangan agama, tetapi juga menjadi inspirasi bagi umat Muslim lainnya untuk berkorban demi tujuan mulia. Selain Utsman, banyak sahabat lainnya yang menyumbangkan harta dan tenaga mereka demi keberhasilan ekspedisi ini. Namun, tidak semua kaum Muslimin menunjukkan semangat serupa. Sebagian dari mereka, terutama kaum munafik, mencari-cari alasan untuk tidak ikut serta. Allah mencela sikap mereka dalam Surah At-Taubah ayat 81, yang menggambarkan bagaimana mereka merasa nyaman dengan alasan-alasan yang dibuat-buat untuk menghindari jihad. Sikap ini menjadi pengingat bahwa dalam perjuangan besar, selalu ada tantangan baik dari luar maupun dari dalam.

Pasukan Muslim yang dipimpin langsung oleh Rasulullah berjumlah sekitar 30.000 prajurit, menjadikannya salah satu ekspedisi militer terbesar sepanjang masa kenabian. Perjalanan menuju Tabuk penuh dengan rintangan, seperti panas terik, kelangkaan air, dan medan yang berat. Namun, berkat doa Rasulullah, Allah menurunkan hujan sehingga kebutuhan air pasukan dapat terpenuhi. Peristiwa ini menjadi salah satu bukti keberkahan dan dukungan ilahi terhadap perjuangan kaum Muslimin. Keteguhan hati dan kesabaran para sahabat selama perjalanan ini menjadi cermin keberanian dan pengorbanan yang luar biasa.

Setibanya di Tabuk, pasukan Romawi telah mundur karena gentar menghadapi kekuatan kaum Muslimin. Strategi Rasulullah untuk menunjukkan kekuatan militer terbukti efektif dalam menanamkan rasa takut di hati musuh tanpa perlu terjadi pertempuran langsung. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa kekuatan tidak selalu harus ditunjukkan melalui peperangan, tetapi bisa melalui penegasan kehadiran dan kesiapan. Selain itu, Rasulullah menjalin perjanjian damai dengan beberapa pemimpin wilayah sekitar, seperti Yohanna bin Ru'bah dari Ailah, serta penduduk Jarba dan Adzrah. Perjanjian ini melibatkan pembayaran jizyah sebagai pengakuan atas kedaulatan Islam di wilayah tersebut. Langkah ini menunjukkan kecerdasan diplomasi Rasulullah yang mampu memperluas pengaruh Islam tanpa harus mengorbankan nyawa di medan perang. Rasulullah tidak hanya bertindak sebagai seorang pemimpin militer, tetapi juga sebagai negosiator ulung yang mengutamakan perdamaian dan kesejahteraan umatnya.

Perang Tabuk memberikan pelajaran penting bagi kepemimpinan dan strategi. Ketegasan Rasulullah dalam menghadapi ancaman menunjukkan visi strategis yang luar biasa. Beliau tidak menunggu musuh datang menyerang, melainkan mengambil langkah proaktif untuk mencegah kekacauan di masa depan. Momentum ini juga menjadi ajang solidaritas dan pengorbanan kaum Muslimin, di mana para sahabat rela menyumbangkan harta mereka demi perjuangan agama. Keberhasilan tanpa pertempuran langsung membuktikan pentingnya strategi dan diplomasi. Rasulullah menggunakan pendekatan damai untuk memperkuat posisi Islam di kawasan. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan Islam tidak hanya bergantung pada militer, tetapi juga pada kecerdasan politik dan diplomasi yang tepat waktu.

Selain itu, Perang Tabuk mengajarkan nilai pengorbanan besar yang dilakukan oleh para sahabat. Dalam perjalanan penuh tantangan ini, Allah mencatat segala usaha mereka sebagai amal kebaikan, sebagaimana disebutkan dalam Surah At-Taubah ayat 120. Pengorbanan, keberanian, solidaritas, dan kecerdasan adalah nilai-nilai utama yang dapat diambil dari peristiwa ini. Rasulullah berhasil memimpin umatnya dengan bijaksana, menjadikan Perang Tabuk sebagai inspirasi bagi para pemimpin masa kini untuk bertindak tegas, strategis, dan penuh hikmah dalam menjaga stabilitas umat dan mencapai tujuan mulia. Peristiwa ini juga menjadi pengingat bahwa kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang mampu mengedepankan kepentingan umat di atas segalanya, dengan menggabungkan kekuatan, kebijaksanaan, dan strategi yang matang.

Peristiwa ini memberikan banyak pelajaran yang relevan bagi pemimpin masa kini. Pertama, pemimpin harus memiliki visi strategis yang tajam dan mampu merespons ancaman dengan langkah proaktif. Kedua, solidaritas dan pengorbanan kolektif adalah elemen penting dalam membangun kekuatan sebuah bangsa. Ketiga, kekuatan tidak hanya terletak pada aspek militer, tetapi juga pada kemampuan diplomasi dan kecerdasan politik. Rasulullah menunjukkan bahwa pendekatan damai sering kali lebih efektif dalam mencapai tujuan jangka panjang. Pemimpin masa kini dapat belajar dari Rasulullah tentang pentingnya mengedepankan kepentingan umat di atas kepentingan pribadi, membangun kepercayaan melalui tindakan nyata, dan menciptakan strategi yang berorientasi pada solusi jangka panjang. Perang Tabuk bukan hanya sekadar kisah sejarah, tetapi juga cermin kepemimpinan yang ideal bagi siapa saja yang ingin memimpin dengan penuh tanggung jawab dan kebijaksanaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun