Mohon tunggu...
Fikri Hadi
Fikri Hadi Mohon Tunggu... Instagram : @fikrihadi13

Dosen Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra, Surabaya || Sekjen DPP Persatuan Al-Ihsan. Mari turut berpartisipasi dalam membangun kekuatan sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan Umat Islam di Persatuan Al-Ihsan.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pilkada Serentak 2024, Pembuktian Kekuatan Mesin Partai PDI-P Vs Jokowi Effect

25 November 2024   10:39 Diperbarui: 25 November 2024   10:43 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Ke-5 RI yang merupakan Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri dan Presiden Ke-7 RI, Joko Widodo. Sumber : BBC (www.bbc.com)

Pilkada Serentak 2024 tinggal menghitung hari. Hampir seluruh wilayah Indonesia akan menggelar pemilihan untuk menentukan kepala daerahnya dalam 5 (lima) tahun yang akan datang.

Di antara daerah yang menjadi sorotan pemberitaan dalam Pilkada Serentak kali ini ialah Pemilihan Gubernur di Daerah Khusus Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera Utara. Keempat daerah tersebut menjadi sorotan dikarenakan menjadi daerah pertarungan antara pasangan calon (paslon) yang diusung oleh Partai PDI-P dengan pasangan calon yang 'didukung' oleh Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) yang dahulu pernah menjadi bagian dari PDI-P.

Di Jakarta, ada pertarungan sengit antara paslon Ridwan Kamil (RK) -- Suswono yang didukung oleh Jokowi melawan paslon Pramono -- Rano Karno (Si Doel) yang diusung oleh PDI-P. Di Jawa Tengah pertarungan sengit antara Paslon Ahmad Luthfi -- Taj Yasin yang didukung oleh Jokowi melawan Paslon Andika Perkasa -- Hendi yang diusung oleh PDI-P. Di Jawa Timur, ada pertarungan sengit antara Paslon Khofifah -- Emil yang didukung oleh Jokowi melawan Paslon Risma -- Gus Hans yang diusung oleh PDI-P. Terakhir di Sumatera Utara ada pertarungan sengit antara Paslon Bobby Nasution -- Surya yang merupakan menantu dari Jokowi melawan Edi Rahmayadi -- Hasan Basri yang didukung oleh PDI-P.

Di samping 4 daerah tersebut, terdapat daerah-daerah lain yang juga menjadi sorotan seperti Pilgub Bali serta Pilkada Surakarta. Daerah-daerah tersebut juga diwarnai dengan pertarungan antara calon yang didukung oleh Jokowi melawan calon yang diusung oleh PDI-P.

Pilkada serentak ini dapat dikatakan pula sebagai pembuktian pengaruh Jokowi melawan pertaruhan reputasi PDI-P. Terlebih pada konteks Pilgub Jawa Tengah yang dijuluki 'Kandang Banteng'. Bila kubu yang diusung oleh Jokowi menang, maka hal itu akan membuktikan bahwa Jokowi Effect masih ada pasca berakhirnya masa jabatan Presiden Jokowi. Sebaliknya, bila kubu yang diusung oleh PDI-P menang, maka hal ini menunjukkan bahwa akar rumput PDI-P dan mesin partai masih solid.

Khusus PDI-P, terlebih pasca Pemilu 2024 yang mana tampak PDI-P mulai ditinggalkan oleh partai-partai lain yang merapat ke kubu Pemerintah, sehingga praktis PDI-P kemungkinan akan menjadi satu-satunya partai oposisi di parlemen. Di samping itu, sejumlah tokoh senior yang dahulunya merupakan kader PDI-P mulai meninggalkan partai tersebut. Mulai dari Budiman Sudjatmiko, Maruarar Sirait bahkan yang terbaru, Effendi Simbolon menyatakan dukungannya kepada paslon RK -- Suswono.

Menarik kita tunggu hasil Pilkada Serentak 2024. Apakah Jokowi Effect yang memenangkan Pertarungan tersebut atau akar rumput dan mesin partai PDI-P lah yang berhasil mempertahankan kejayaan PDI-P selama 10 tahun terakhir.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun