Krian Legundi Bunder Manyar (KLBM) telah beroperasi sejak diresmikan secara fungsional pada November 2020. Genap 6 (enam) pula, Tol KLBM telah tersambung dengan ruas Tol Surabaya Mojokerto sebagai bagian dari Tol Trans Jawa.
Hampir 3 (tiga) tahun, TolDengan dibangunnya Tol KLBM, diharapkan agar warga Gresik yang ingin masuk Tol Trans Jawa atau ke arah Sidoarjo, tidak perlu memutar ataupun melewati Tol di Kota Surabaya. Sehingga diharapkan pula, beban kepadatan Tol Surabaya akan berkurang.
Namun setelah beroperasi sekian lama, Tol KLBM dinilai masih belum banyak dilalui masyarakat. Arus lalu lintas di Tol KLBM masih terpantau sepi. Bahkan banyak kendaraan yang masih melalui jalan umum di kawasan Cerme -- Boboh -- Kedamean yang menghubungkan ruas Bunder, Pantura Gresik dengan Krian yang merupakan jalur tengah Jawa Timur yang menghubungkan Surabaya -- Madiun hingga Solo dan Yogyakarta.
Apa yang menyebabkan Tol KLBM tersebut sepi? Berdasarkan pengamatan penulis yang juga merupakan penduduk di sekitar wilayah tersebut ialah salah satunya dikarenakan exit Tol yang dibangun tidak strategis.
Tol KLBM sendiri mempunyai sejumlah exit Tol, yang di antaranya di wilayah Bunder, Cerme dan Kedamean. Sayangnya, exit tol tersebut belum mengakomodir kebutuhan masyarakat, khususnya di kawasan Kecamatan Menganti, Gresik serta kawasan Surabaya Barat.
Bagi perspektif warga Surabaya Barat, seperti Benowo, Pakal dan sekitarnya, Posisi Exit Tol KLBM tidak strategis. Sebagai contoh bila warga Benowo atau Pakal ingin ke Krian. Bila mereka ingin lewat tol, maka mereka harus memutar dulu untuk menuju Gerbang Tol Cerme atau melewati jalan umum lantas melewati jalan pedesaan untuk menuju Gerbang Tol Kedamean. Inilah yang dinilai tidak efektif sehingga ujung-ujungnya, warga tersebut tetap menggunakan jalan umum non tol.
Pun demikian halnya dengan kendaraan berat seperti truk. Truk yang berasal atau menuju ke pergudangan di kawasan Surabaya Barat ataupun di kawasan Kecamatan Menganti tidak efektif lewat tol apabila hendak menuju atau dari Krian. Pada akhirnya, mereka tetap menggunakan jalan umum non tol. Itulah beberapa hal yang menyebabkan hingga sekarang Tol KLBM masih tergolong sepi.
Lantas bagaimana solusinya?. Salah satunya ialah dengan membangun exit Tol yang berdekatan dengan jalan arteri penghubung Gresik dan Krian. Exit yang dimaksud ialah exit di kawasan Boboh untuk mengakomodir kebutuhan warga Surabaya Barat seperti Benowo, Pakal serta warga di kawasan Kecamatan Menganti agar juga bisa merasakan kemudahan dengan melewati jalan tol.
Dengan dibangunnya Exit Tol KLBM, diharapkan bermanfaat pula bagi kawasan pergudangan dan pabrik di sekitar Jalan Raya Boboh hingga Domas, maupun di kawasan Surabaya Barat sehingga beban besar Jalan Arteri Gresik -- Krian yang selama ini padat akan truk dan kendaraan besar serta kemacetan di kawasan Legundi dapat berkurang.
Jadi bagaimana Kementerian PUPR ? Kapan membangun Exit Tol di kawasan Boboh ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H