Publikasi Ilmiah merupakan salah satu luaran (output) dari Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang  penelitian. Luaran tersebut tidak hanya dilakukan oleh dosen semata, melainkan juga oleh mahasiswa. Namun fakta yang terjadi di lapangan, sering kali mahasiswa mengalami kendala dalam menghasilkan suatu publikasi ilmiah.
Melihat fakta tersebut, Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra (FH UWP) mengadakan kelas pelatihan yang bertajuk "Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Rangka Publikasi Di Jurnal Nasional" pada Rabu, 24 Mei 2023 di Gedung Fakultas Hukum, Kampus Benowo yang diikuti oleh mahasiswa tingkat akhir FH UWP.Â
Pada kegiatan tersebut, FH UWP meminta saya memberikan pelatihan sekaligus pandangan pribadi dari sudut pandang saya sebagai seseorang yang sering menulis artikel, serta sudut pandang saya yang juga sebagai pengelola jurnal ilmiah, yakni Wijaya Putra Law Review yang telah saya kelola sejak setahun terakhir.
Pada kesempatan tersebut, saya menyampaikan sejumlah kiat-kiat agar suatu artikel dapat diterima oleh pengelola jurnal dan dapat dipublikasikan. Salah satu kesalahan yang sering dilakukan para penulis ialah tidak menyesuaikan tulisannya dengan template atau sistematika penulisan pada jurnal yang dituju. Padahal teknik penulisan itulah yang menjadi salah satu hal yang menjadi objek koreksi di awal oleh pengelola jurnal sebelum beranjak ke tahap selanjutnya yakni terkait substansi artikel.
Saya berujar kepada peserta pelatihan, "Seringkali saya membaca artikel yang isinya bagus, tapi sayang tidak sesuai dengan template jurnal. Sehingga dengan berat hati artikel tersebut dikembalikan ke penulis. Dan itu terjadi tidak hanya di jurnal yang saya kelola, melainkan di seluruh jurnal ilmiah.". Ungkapan tersebut saya sampaikan berdasarkan pengalaman saya ketika mengikuti Workshop yang diadakan oleh Asosiasi Pengelola Jurnal Hukum Indonesia (APJHI) serta diskusi dengan sejumlah pengelola jurnal di Indonesia pada Juni 2022 silam.
Berkaca dari pengalaman tersebut, saya menyarankan agar penulis memperhatikan template yang biasanya tercantum pada halaman depan situs jurnal atau di bagian author guidelines situs jurnal.
Terkait substansi artikel, saya menyarankan agar penulis banyak membaca referensi khususnya dari jurnal ilmiah untuk selanjutnya akan dijadikan sitasi pada artikel yang ditulis.Â
Di sini terdapat hal yang menarik. Terdapat suatu persepsi yang salah di kalangan akademisi terkait dengan banyaknya referensi yang digunakan. Kebanyakan penulis memahami bahwa semakin sedikit yang dikutip maka akan semakin bagus. Padahal itu pemahaman yang salah. Semakin banyak artikel yang disitasi, maka hal itu semakin menunjukkan tingkat keilmiahan suatu artikel. Artinya si-penulis banyak membaca referensi.
Namun saya juga menekankan bahwa penulis harus mengetahui cara mengutip yang baik. Selain penulis harus mencantumkan sumber aslinya, penulis harus memparafrase tulisan yang dikutip bila yang dikutip lebih dari dua baris. Hal ini untuk mencegah artikel penulis dianggap plagiat oleh aplikasi pendeteksi plagiatisme, (sekalipun sudah mencantumkan footnote ataupun bodynote di artikel tersebut).
Semoga dengan pelatihan tersebut, mahasiswa tidak lagi kesulitan dalam melakukan publikasi ilmiah di jurnal nasional. Terkadang saya juga membuat konten YouTube, Instagram atau TikTok terkait permasalahan publikasi seperti pada video berikut. Semoga bermanfaat :
https://www.youtube.com/shorts/4Kuo1iTIbCI
