Mohon tunggu...
Fikri Hadi
Fikri Hadi Mohon Tunggu... Dosen - Instagram : @fikrihadi13

Dosen Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra, Surabaya || Sekjen DPP Persatuan Al-Ihsan. Mari turut berpartisipasi dalam membangun kekuatan sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan Umat Islam di Persatuan Al-Ihsan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

22/2/22: Hari Istiqlal, Antara Tanggal Cantik dan Momen Bersatunya Umat Beragama dan Berbangsa

22 Februari 2022   22:42 Diperbarui: 22 Februari 2022   22:45 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Istiqlal, Jakarta (sumber : kompas.com)

22 Februari 2022. Tanggal cantik yang satu ini banyak ditunggu oleh masyarakat. Tanggal tersebut ditunggu dengan berbagai tujuan, semisal untuk melaksanakan pernikahan, untuk memulai suatu aktivitas baru, untuk meresmikan bangunan baru (sebagaimana pada agenda Presiden Joko Widodo hari ini, yang meresmikan Nasdem Tower, gedung salah satu partai politik di Indonesia), bahkan termasuk untuk melaksanakan persalinan (sebagaimana pasangan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah).

Namun, tahukah anda bahwa tanggal 22 Februari juga diperingati sebagai Hari Istiqlal. Yap benar... Istiqlal yang dimaksud ialah Masjid Istiqlal yang ada di Jakarta yang menjadi salah satu simbol umat Islam di Indonesia dan bahkan menjadi simbol kerukunan beragama. 22 Februari dipilih sebagai Hari Masjid Istiqlal, merujuk pada tanggal diresmikannya Masjid Istiqlal, pada 22 Februari 1978 oleh Presiden Soeharto.

Pembangunan Masjid Istiqlal sendiri melalui sejarah panjang. Pembangunan masjid ini diprakarsai oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, Ir. Soekarno. Peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1961 / 12 Rabi'ul Awwal 1381 H,  yang mana hari tersebut bertepatan dengan hari kelahiran Rasulullah Muhammad S.A.W.

Pembangunan sempat terkendala stabilitas politik di Indonesia akibat peristiwa pada tahun 1965 serta rentetan peristiwa politik lainnya. Setelah situasi mereda pada 1966, Menteri Agama RI bernama KH. Muhammad Dahlan mempelopori kembali pembangunan Masjid Istiqlal. Kepengurusannya dipegang oleh KH. Idham Chalid sebagai Koordinator Panitia Nasional Pembangunan Masjid Istiqlal. Hingga akhirnya, pembangunan selesai setelah hampir 17 tahun dari peletakan batu pertama.

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, bahwa Masjid Istiqlal menjadi salah satu simbol umat Islam di Indonesia dan bahkan menjadi simbol kerukunan beragama. Hal ini didasarkan pada sejumlah hal baik dari sudut pandang historis maupun praktis.

Masjid Istiqlal sebagai simbol umat Islam di Indonesia dikarenakan Masjid Istiqlal terlahir dari keinginan besar rakyat Indonesia terhadap Masjid Istiqlal sebagai tempat ibadah dan kebanggaan bangsa setelah dikumandangkannya kemerdekaan RI tahun 1945. Lalu, menteri agama saat itu, yakni K.H. Wahid Hasyim (ayahanda dari K.H. Abdurrahman Wahid / Gus Dur) beserta para ulama berjanji untuk mewujudkan pembangunannya. Hingga akhirnya, terwujudlah sebuah masjid yang bernama Istiqlal, yang mana kata 'Istiqlal' pun berasal dari bahasa Arab yang berarti kemerdekaan. Nama tersebut dipilih karena sebagai pengingat perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, dan Istiqlal dibangun untuk memperingatinya. Masjid ini pun menjadi masjid terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.

Sedangkan Masjid Istiqlal menjadi simbol kerukunan beragama dikarenakan sejumlah faktor. Dari sudut pandang historis, pemilihan lokasi berdirinya Masjid Istiqlal oleh Ir. Soekarno dilatarbelakangi keinginan beliau menjadikan Masjid Istiqlal sebagai sarana untuk memperlihatkan adanya kerukunan dan keharmonisan kehidupan antarumat beragama di Indonesia yang berlandaskan Pancasila, karena di seberangnya telah berdiri Gereja Katedral dan berdekatan dengan Gereja Immanuel Jakarta (kala itu, terjadi perdebatan pemilihan lokasi pembangunan, yang mana Wapres Moh. Hatta memilih Jalan Thamrin yang pada saat itu masih dikelilingi kampung-kampung, dengan tujuan agar lebih dekat dengan pemukiman masyarakat Muslim).

Sedangkan pada konteks praktis, Masjid Istiqlal menjadi simbol kerukunan beragama dikarenakan lahan parkir Masjid Istiqlal sering digunakan sebagai tempat parkir kendaraan umat Katolik yang merayakan misa hari besar keagamaan Katolik di Gereja Katedral. Tak jarang juga wisatawan non-muslim yang berkunjung ke Masjid tersebut, termasuk di antaranya tamu-tamu kebesaran negara dan VVIP seperti Presiden Amerika Serikat ke-44, Barack Obama, Pangeran Charles dari Inggris, eks Kanselir Jerman, Angela Merkel dan lain sebagainya.

Momen Hari Istiqlal pada tahun ini terasa lebih spesial. Selain dikarenakan bertepatan dengan tanggal cantik 22/2/22, momen Hari Istiqlal ini juga bertepatan ketika Bangsa Indonesia tengah diuji dengan isu-isu sensitif baik isu kebangsaan maupun isu keagamaan.

Hari-hari ini kita telah melihat berbagai problematika di masyarakat. Baik di media massa maupun media sosial dihiasi pemberitaan mengenai pertikaian di tengah masyarakat. Jangankan soal isu kebangsaan dan kerukunan antar umat beragama. Bahkan sesama umat Islam sendiri pun terjadi keributan. Salah satu hal yang terbaru adalah terkait isu wayang dalam perspektif Islam. Berawal dari ceramah Ustadz Khalid Basalamah terkait wayang yang selanjutnya 'dibalas' dengan pagelaran wayang yang berisikan perundungan terhadap sesosok wayang mirip Ustadz Khalid di Pondok Pesantren milik Gus Miftah. Hal ini saja sudah menunjukkan bahwa sesama Umat Islam saja sudah saling bertikai, apalagi bila berbicara mengenai kerukunan umat beragama, dan pandangan politik dalam berbangsa dan bernegara yang lebih kompleks lagi.

Oleh sebab itu, di momen tanggal cantik hari ini dan bersamaan dengan Hari Istiqlal, besar harapan umat kepada segenap unsur di Masjid Istiqlal agar juga dapat menjadi salah satu tempat pemersatu, baik umat Islam di Indonesia maupun sesama bangsa Indonesia, sebagaimana sesuai dengan apa yang selama ini disimbolkan terhadap Masjid Istiqlal : simbol pemersatu umat Islam di Indonesia dan bahkan menjadi simbol kerukunan beragama di Indonesia. Karena tanpa Persatuan Indonesia, maka dahulu kita tidak akan dapat meraih kemerdekaan. Dan tanpa Persatuan Indonesia, kita tidak akan dapat menggapai impian untuk menuju Indonesia Maju.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun