Di zaman Rasulullah Muhammad S.A.W., masjid merupakan salah satu tempat vital dalam perkembangan islam kedepannya. Pada masa itu, Rasulullah berhasil membangun suatu negara Islam, dengan konstitusi pertama yang diakui oleh dunia. Negara tersebut beribukotakan di Madinah. Oleh sebab itu, fungsi masjid pada masa itu bukan hanya digunakan untuk tempat ibadah saja, melainkan pada aspek-aspek kemasyarakatan lainnya.
      Imam Masjid Istiqlal periode 2005 – 2016, (Alm.) K.H. Ali Mustafa Yaqub pernah menyampaikan pada 2015 lalu bahwa terdapat lima fungsi Masjid di zaman Rasulullah SAW, yakni berfungsi sebagai tempat ibadah dan pembelajaran. Selain itu, Masjid juga berfungsi sebagai tempat musyawarah, merawat orang sakit, dan asrama. Pada sejumlah literatur lain disebutkan bahwa masjid di zaman Rasulullah juga berfungsi sebagai pusat budaya dan ilmu pengetahuan dan tempat Ahlu Suffah. Suffah berarti tempat berteduh. Sahabat nabi yang tidak memiliki rumah, dulunya bertempat tinggal di sini. Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa jumlah Ahlu Suffah ini mencapai 70 orang, dan pada beberapa riwayat lain disebutkan bahwa jumlahnya bertambah hingga 400 orang.
Hasilnya dapat dilihat pada perkembangan Islam pasca wafatnya Rasulullah. Islam menjadi pusat peradaban dunia. Banyak ilmuwan muslim yang terlahir dan memberikan sumbangsih besar terhadap perkembangan seperti ilmu astronomi, matematika, kesehatan, sains, pengetahuan sosial dan lain-lain. Perkembangan tersebut tidak hanya dinikmati oleh umat Islam saja, melainkan kepada seluruh umat manusia. Dan perkembangan ilmu pengetahuan tersebut juga masih kita rasakan sampai sekarang. Diantaranya adalah Aljabar dan Algoritma yang ditemukan oleh Al-Khawarizmi, sehingga saat ini kita bisa merasakan dampak perkembangan teknologi modern seperti komputer dan lain-lain.
Inilah salah satu yang dicita-citakan oleh pendiri Persatuan Al-Ihsan, Al-Ustadz Pamudji Rahardjo. Masjid seyogyanya tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, melainkan juga tempat pemberdayaan peradaban masyarakat melalui peningkatan fungsi-fungsi masjid lainnya yang juga berkaitan dengan masyarakat. Sehingga, peradaban masyarakat dapat terbentuk melalui Masjid. Semoga cita-cita tersebut dapat tercapai.
Pembaca yang budiman, apabila ingin mengetahui lebih lanjut mengenai aktivitas di Masjid Al-Ihsan ataupun aktivitas Persatuan Al-Ihsan secara umum dapat dilihat pada akun Instagram @persatuanalihsan atau Facebook dan YouTube Persatuan Al-Ihsan, atau pembaca dapat berkunjung di Sekretariat Pusat Persatuan Al-Ihsan, Jalan Demak Timur XI Nomor 33-35, Kelurahan Gundih, Kecamatan Bubutan, Kota Surabaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H