Mohon tunggu...
Muhammad Fikri
Muhammad Fikri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Tanjungpura/pernah mengikuti lomba esai dan KTI se-Indonesia

Perkenalkan nama saya fikri. Saya adalah seorang penulis sekaligus bookstagram starter yang akan mengedukasi kawan-kawan pembaca dengan topik yang bervariasi. Isu terkini, politik, sosial, sains, dan lain-lain. Stay tune

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Senior dan Junior G Akan Bisa Berjalan Bersama, Benarkah Itu?

5 Mei 2024   15:55 Diperbarui: 5 Mei 2024   15:57 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Budaya Senioritas" ( Ilustrasi hmitangerangraya/Ade Aji Maulana )

Seorang junior di STIP Jakarta meninggal dunia akibat dipukul oleh seniornya dengan alasan senioritas. Pada awalnya, korban dan 4 temannya sedang mengecek kelas-kelas dalam rangka pembubaran kegiatan jalan santai di gedung lantai 3 sambil menggunakan pakaian olahraga. 

Setelah itu mereka turun dan bertemu pelaku, pelaku bertanya mengapa mereka menggunakan pakaian olahraga ke gedung lantai 3 tersebut. Kemudian pelaku memanggil mereka ke toilet dan mulai memukuli korban yang merupakan ketua kelompok. Pasca dipukul di ulu hati sebanyak 5 kali, korban langsung pingsan dan beberapa saat kemudian dinyatakan tak bernyawa. Berita ini dikutip dari kompas.com

Lantas melihat berita diatas, apakah senior dan junior g akan bisa saling memahami? Jawabannya tidak. Kasus kayak gini biasanya terjadi karena 2 hal.

1. Terjadi kesalahpahaman antara kedua pihak.

2. Ada aroganitas dari senior.

Kalo yang terjadi adalah hal yang pertama maka solusinya adalah kedua pihak saling mendinginkan kepala. Menurut sebuah artikel dalam buku Emotional Intelligence : Why It Can Matter More Than IQ  karya Daniel Goleman (1995), sebuah studi yang dimana ribuan individu terlibat menyatakan bahwa orang yang sukses dan tidak sukses dibedakan dari kemampuan mengelola emosinya (berkepala dingin). Wajar aja, coba deh lu marah, bisa g lu ngambil keputusan dengan baik, boro-boro mah pasti kata-kata kotor duluan yang keluar.

Kalo yang terjadi adalah hal kedua maka senior tu harus sadar diri, yaelah kita sama-sama makan nasi gmn coba. Sebagai junior lu harus speak up, kalo emang seniornya kepala batu yah lu harus diam aja sambil ambil hal positif. Gue pernah ketemu senior kek gini, yah gue diemin mah karena emang g bisa dibilangin. Diem bukan bearti g jantan, diem tu biar g ada masalah baru.

Dilansir dari artikel Ajaib.co yang berjudul Senioritas Adalah Tantangan, Hadapi dengan Cara Ini!, junior dan senior dapat berjalan bersama dimana si junior mendapatkan ilmu baru dari senior sedangkan senior mau mengayomi si junior. Kalo dari yang ane baca, ada 5 cara yaitu jalin komunikasi yang baik, pandai beradaptasi, jangan konfrontasi, berikan pengakuan, dan tunjukkan kemampuan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun