Mohon tunggu...
Fatihatul Insan Kamil Ramadhani Imama
Fatihatul Insan Kamil Ramadhani Imama Mohon Tunggu... -

Fatihatul Insan Kamil Ramadhani Imama (fikri)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pulau Sempu - Tiga

24 Januari 2010   04:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:18 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Batang Pohon itu Terlalu Indah Untuk Diletakkan di Pinggir Gambar Beku.

ini adalah bagian ketiga. sebaiknya baca awalnya dulu agar nyambung. hehe

Iya. Ternyata laut berwarna biru bukan mitos. Bukan dongeng pengantar tidur dalam cerita putri raja yang bingung memilih antara pangeran rupawan berwatak jahat atau rakyat jelata buruk rupa bersikap terpuji. Bukan informasi yang didapat dari buku pintar. Bukan pelajaran dari buku geografi. Laut berwarna biru, itu saja.

Beban carrier yang menyiksa tidak terasa lagi. Hilang seiring dengan mulai terlihatnya Pulau Sempu di kejauhan. Airnya jernih sekali! Gw baru pertama kali liat air laut sejernih ini. Dan pasirnya halus sekali! Kayak tepung beras Rosebrand yang iklannya ada di tipi dan dipegang tante kesepian. Haha. Mungkin pasir ini bisa dibuat kue nagasari. Haha. Dan gw baru liat juga pasir sehalus itu. Sumpah halus banget. Hampir kayak bedak. Pasirnya berwarna putih. Gw kecewa dengan adanya tumpukan sampah plastik yang tidak dibawa pulang lagi oleh pemiliknya. Hey! tanggung jawablah sedikit, dasar mental Indonesia!

Gw pun terbujur kaku. Terdiam. Mengalami orgasme sesaat. Seperti anak hilang di mall yang akhirnya ketemu ibunya. Seperti mendapat nilai A dalam mata kuliah agama islam. Haha. Seperti ketika bangun pagi di sebelahnya sudah ada rokok dan segelas susu hangat. Seperti dapet balesan sms pertama kali dari gebetan. Ga deng, lebih dari itu.

pulau sempu gimana? tertarik ke sana?

7 orang langsung turun dari kapal bernomer 7. Bongkar muatan. Lalu gw, Alvin, dan Ade mencari kayu untuk dibakar. Najib, Saiqa, Guntar dan Putro mendirikan tenda.

Ponsel sudah gw matiin. Bukan takut si Penga mengganggu gw lagi. Haha. Tapi karena emang gw pengen matiin. Bukan karena emang ga pengen diganggu dengan rutinitas yang membelenggu, tapi karena gw takut hp gw rusak. Bukan karena takut kecemplung atau apa tapi takut rusak karena jarang dipake. Masa - masa hp gw berbunyi terus udah lewat. Hahaha. Hp kita kering Vin! Salah sendiri lo udah bilang ga ada sinyal di Pulau Sempu sama si adek kelas berkedok gebetan, padahal sinyal penuh. Hahaha. Nyokap gw aja ga khawatir anaknya nyebrang pulau. Terbukti dengan tidak adanya sms dan telepon yang masuk ke hp gw. Agak menyedihkan. Hahaha.

Kayu sudah bertumpuk, tenda sudah selesai. Dan saat inilah muncul istilah 7 pria bercawat. Semua langsung menanggalkan pakaiannya. Hanya menyisakan cawat. Kemudian mencari minyak untuk diolesin ke tubuh masing - masing. Agar terlihat lebih mengkilap. Dan kami pun siap untuk mencari tante - tante kesepian untuk melakukan striptease. Haha tai ah. Pokoknya hanya menyisakan cawat dan buru - buru masuk ke air.

7 pria bercawat. dari kiri, saiqa, alvin, ade, guntar, najib, putro, fikri

Pasir halus sekali, air laut jernih sekali, batang pohon menunggu. Kurang apalagi? Iya perempuan. Haha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun