Mohon tunggu...
Fatihatul Insan Kamil Ramadhani Imama
Fatihatul Insan Kamil Ramadhani Imama Mohon Tunggu... -

Fatihatul Insan Kamil Ramadhani Imama (fikri)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Semesta Memang Maha Bercanda

3 September 2014   23:26 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:42 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya saya kira mengetik hanya bagian dari cara saya menunggu mati, hahaha. Ternyata fail yang saya hasilkan dari mengetik semakin lama semakin menumpuk dan tidak terurus. Setelah lama bergumul di Kompasiana, saya bertemu dengan teman-teman hebat, sekaligus bangsat. Dari merekalah akhirnya ide laknat muncul: menganalogkan hasil ketik digital.

Lucu rasanya semesta telah menjewer kuping saya untuk melewati alur hidup yang penuh adegan-adegan anekdot. Hingga rasanya saya merasa berkhianat jika semesta sudah sedemikian baiknya menyediakan bahan untuk diketik, namun jejari saya tetap digunakan hanya untuk masturbasi lalu menyekanya di dinding.

Setelah kemalasan yang mengakar hingga ke ujung kuku, kata ‘ntar’ yang diulang-ulang, ribuan batang rokok, (mungkin) ratusan botol dengan larutan bersubstansi alkohol, dan papan kunci yang semakin lembek, saya akhirnya bisa mengotori dunia digital dengan anak saya. Hanya bedanya anak saya berbentuk buku, bukan bayi seperti teman-teman saya sudah lakukan.

Buku absurdity, ini memang jauh dari sempurna, bahkan mendekati saja pun tidak. Masih banyak rongga dan celah yang dengan mudah menjadi bahan cela dan makian. Namun percayalah, saya sudah lebih siap untuk dihinadinakan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah rela (ataupun terpaksa) mengeluarkan sedikit lembaran rupiah yang seharusnya mungkin bisa digunakan sebagai tambahan biaya untuk menyicil telepon selular canggih, mobil dua pintu, rumah tingkat di pinggiran ibukota, menyogok atasan agar promosi, prostitusi berkedok pijat teknik Jepang, dan bayar joki agar lulus ujian CPNS.

Saya tidak menyangka bahwa absurdity, bisa terbit, lebih-lebih terjual melebihi perkiraan dengan modal teriak-teriak di jejaring sosial. Sekali lagi, terima kasih teman-teman!

*Jika tertarik memesan, bisa piknik ke http://www.nulisbuku.com/books/view/absurdity atau kalau persediaan masih ada, teman-teman bisa memesan langsung ke saya via whatsapp di 0817 980 2125 atau line id: hiumacan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun