Mohon tunggu...
fikrierwilprasetya
fikrierwilprasetya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

seorang mahasiswa yang ingin menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Ketika Raksasa di Bawah Selatan Jawa Terbangun

28 Januari 2025   23:35 Diperbarui: 28 Januari 2025   23:34 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Indonesia, negeri yang dihiasi dengan keindahan alam yang memukau, menyimpan rahasia kelam di kedalaman samudra, khususnya di pesisir selatan Jawa. Di bawah ketenangan ombak yang memecah di pantai-pantai indah, tersembunyi kekuatan dahsyat yang sewaktu-waktu dapat mengguncang bumi pertiwi. Kekuatan itu bernama megathrust, sebuah fenomena alam yang lahir dari interaksi lempeng-lempeng tektonik raksasa.

Tarian Lempeng Bumi di Selatan Jawa: Panggung Megathrust

Bumi bukanlah bola pejal yang statis. Ia terdiri dari lapisan-lapisan batuan yang terus bergerak, yang kita kenal sebagai lempeng tektonik. Lempeng-lempeng ini bagaikan raksasa yang berinteraksi satu sama lain, kadang saling menjauh, bergesekan, atau bahkan bertabrakan. Di Indonesia, interaksi lempeng tektonik didominasi oleh pergerakan Lempeng Indo-Australia yang mendesak Lempeng Eurasia. Pertemuan kedua lempeng raksasa ini terjadi di zona subduksi, tempat lempeng samudra yang lebih padat menyelusup ke bawah lempeng benua.

Di selatan Jawa, zona subduksi ini membentang di sepanjang pantai selatan pulau, dari ujung barat di Selat Sunda hingga ujung timur di Selat Bali. Zona subduksi di selatan Jawa merupakan bagian dari sistem subduksi Sunda yang lebih besar, yang membentang dari Sumatra hingga Nusa Tenggara. Zona subduksi ini ditandai dengan adanya Palung Jawa, sebuah cekungan dalam di dasar laut yang menandai batas antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Kedalaman Palung Jawa bervariasi, mencapai lebih dari 7.000 meter di beberapa titik.

Lempeng Indo-Australia bergerak ke arah utara dengan kecepatan sekitar 7 cm per tahun, sementara Lempeng Eurasia relatif diam. Pergerakan lempeng ini menyebabkan Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah Lempeng Eurasia di zona subduksi. Proses penunjaman ini tidak berjalan mulus, melainkan diselingi dengan gesekan dan benturan antar lempeng. Gesekan dan benturan inilah yang menimbulkan tegangan pada batuan di sekitar zona subduksi. Seperti yang dijelaskan oleh Simandjuntak dan Barber (2003) dalam Tectonic Evolution of the Southeast Asian Region, "Zona subduksi di selatan Jawa merupakan zona yang kompleks dengan sejarah tektonik yang panjang dan rumit. Interaksi antara lempeng-lempeng di zona ini telah menghasilkan berbagai struktur geologi, termasuk pegunungan, volkanisme, dan sesar aktif."

Gesekan Mahadahsyat: Sumber Energi Megathrust di Selatan Jawa

Di zona subduksi selatan Jawa, gesekan antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia menghasilkan energi yang luar biasa besar. Bayangkan dua bongkahan batu raksasa yang saling bergesekan dengan kecepatan beberapa sentimeter per tahun. Gesekan ini menimbulkan tegangan dan deformasi pada batuan di sekitarnya. Energi raksasa ini tersimpan dalam batuan selama puluhan hingga ratusan tahun. Semakin lama energi terkumpul, semakin besar pula potensi gempa yang akan dilepaskan.

Zona subduksi selatan Jawa termasuk salah satu zona subduksi paling aktif di dunia. Sejarah mencatat banyak gempa besar yang pernah terjadi di daerah ini, di antaranya gempa bumi Yogyakarta 2006 dengan magnitudo 6,4 dan gempa bumi Pangandaran 2006 dengan magnitudo 7,7. Gempa-gempa ini menimbulkan kerusakan yang parah dan menelan banyak korban jiwa. McCloskey et al. (2005) dalam "Earthquake risk from co-seismic stress transfer in Sumatra" menyatakan bahwa "Gempa bumi besar dapat meningkatkan tekanan pada segmen-segmen yang berdekatan dari batas lempeng, secara signifikan meningkatkan kemungkinan gempa bumi besar lebih lanjut." Hal ini menunjukkan bahwa gempa bumi besar di masa lalu dapat memicu gempa bumi besar lainnya di masa depan.

Para ahli seismologi memperkirakan bahwa zona subduksi selatan Jawa memiliki potensi untuk menghasilkan gempa bumi dengan magnitudo lebih dari 8,0. Gempa bumi dengan magnitudo sebesar ini dapat menimbulkan kerusakan yang sangat parah dan memicu tsunami yang menghancurkan wilayah pesisir. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir selatan Jawa untuk memahami potensi bahaya gempa bumi dan tsunami serta mengetahui cara menyelamatkan diri.

Megathrust: Ketika Batas Elastisitas Terlampaui di Selatan Jawa

Batuan, meskipun keras, memiliki sifat elastis. Seperti karet gelang yang ditarik, batuan di zona subduksi selatan Jawa bisa melengkung dan menumpuk energi. Namun, setiap material memiliki batas elastisitasnya. Ketika batas itu terlampaui, batuan akan patah dan melepaskan semua energi yang tersimpan dalam bentuk gempa bumi. Proses inilah yang menyebabkan terjadinya megathrust.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun