Mohon tunggu...
Fikri Dwi
Fikri Dwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakir Ilmu

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. -Pramoedya Ananta Toer

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perlukah Sejarah dalam Pembangunan

24 November 2021   21:54 Diperbarui: 24 November 2021   22:16 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Masih sering dipertanyakan kegunaan sejarah dalam bidang pembangunan, apakah memang sejarah hanya punya kegunaan pragmatis saja? Apakah memang sejarah tidak punya peranan dalam keberlangsungan pembangunan?, padahal development studies di Indonesia memakai pelita (pembangunan lima tahun) sebagai patokan. Jadi apakah sejarah sebenarnya memiliki kegunaan praktis?.

Jawabannya sudah dijelaskan di dalam buku Kuntowijoyo dalam sejarah dan pembangunan. Disebutkan bahwa sejarah setidaknya dapat berguna di dua tahap dalam pembangunan. Di dalam pembangunan ada empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan (monitoring), dan penilaian (evalution). 

Melalui empat tahap tersebut dimanakah sejarah dapat berguna perannya?, setidaknya sejarah dibutuhkan perannya dalam tahap perencanaan dan penilaian. Sedangkan untuk pelaksanaan dan pengawasannya sejarah bersifat opsional tergantung kesanggupan seorang sejarawan.

Kuntowijoyo menuliskan dalam bukunya bahwa ada tiga tahap untuk memahami konsep sejarah dalam perancangan dan penilaian,

  • Sejarah perbandingan (comparative history)

Pembangunan ada ketika proses perbandingan terjadi yaitu membandingkan suatu tempat dengan tempat lain, suatu kota dengan kota lain, atau suatu desa dengan kota, suatu negara dengan negara lain, atau bisa juga dengan masa sekarang dengan masa lampau. Perbandingan itulah yang menjadi akar sebuah proses pembangunan, jika tidak ada sebuah perbandingan maka tidak akan ada kemauan untuk berkembangan. Maka disinilah sejarah berguna menjadi patokan perbandingan sebuah masa, tempat, atau keadaan untuk keberlangsungan proses pembangunan.

  • Paralelisme sejarah (historical parallelism)

Paralelisme itu melihat keterkaitan antara suatu sejarah dengan sejarah yang lain hampir sama seperti perbandingan tetapi ini lebih disejajarkan antara suatu tema saat ini dengan tema yang sama pada masa lalu. Contohnya mengatasi suatu kasus kemacetan di Surabaya pada saat ini dengan mempelajari kembali bagaimana sistem transportasi umum di Surabaya pada masa colonial. Maka paralelisme sejarah dapat memperlihatkan situasi yang sangat kontras untuk dapat dipelajari dan bahkan diterapkan untuk mengatasi perkembangan pembangunan di masa kini

  • Evolusi sejarah (historical evolution)

Setiap pembangunan akan selalu ada dampaknya, dampak-dampak pembangunan itu multiefek sangat banyak dampaknya, selain bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat ternyata pada saat yang bersamaan pembangunan dapat menjadi boomerang munculnya suatu permasalahan baru di masa depan. Contohnya dalam mengatasi kemacetan jalan raya, pemerintah bisa saja menggunakan kebijakan liberalisasi ekonomi, tetapi dampaknya kemudian liberalisasi telah mendorong konsumerisme yang tinggi. Salah satunya adalah konsumerisme kendaraan bermotor. Maka di sini lah evolusi sejarah dibutuhkan untuk dapat mempelajari dampak dari sebuah pembangunan.

Sejarah pembangunan di Indonesia pada dasarnya adalah sebuah perkembangan, dengan mempelajari sejarah pembangunan maka mestinya kebijakan pembangunan hari ini harus lebih baik daripada kemarin, dan esok hari harus lebih baik dari hari ini. Adapun tugas dari seorang sejarawan adalah memberi pertimbangan, baik melalui sejarah perbandingan, paralelisme sejarah, maupun evolusi. Ada beberapa kasus-kasus pembangunan di Indonesia yang dapat dibandingkan oleh seorang sejarawan.

  1. Pembangunan ekonomi, di sini sejarawan dapat memabandingkan bagaimana pembangunan ekonomi dilaksanakan melalui satu periode dengan periode yang lain sejak zaman dahulu. Apakah periode sukarno? Dimana saat itu kondisi ekonomi di Indonesia kocar-kacir, karena Bung Karno lebih banyak retorika tentang relovolusi. Atau zaman Suharto dimana pada saat itu beliau banyak menata Indonesia tetapi dengan cara berhutang ke luar negeri, ataupun antara orde lama dengan orde baru. Dari situ lah sejarawan dapat menunjukan perbandingannya.
  2. Pembangunan pertanian, Indonesia sebagai Negara agraris yang menjadikan sektor pertanian sebagai penyangga utama, terutama pada masa orde baru tahun '80-'90 an dimana pertanian diperhatikan dengan baik, pemerintah banyak memperhatikan sektor pertanian. Sehingga pada tahun itu Indonesia sempat mendapatkan penghargaan dari FAO (Food and Agriculture Organization) karena Indonesia dapat memenuhi kebutuhannya sendiri terutama di bidang pangan, pada masa Suharto terdapat tahapan pembangunan yang bernama Pelita (pembangunan lima tahun).  Pelita menjadikan pertanian sebagai tiang utama pembangunan, kemudian semuanya berubah ketika bergantinya masa orde baru ke masa revolusi, pertanianlah yang terpaksa “dikorbankan” untuk membiayai industri, dan Indonesia menjadi Negara pengimpor pangan terbesar. Dalam hal ini, bangsa Indonesia kurang belajar dari sejarah karena sekali lagi sejarawan tidak dilibatkan dalam perumusan kebijakan pembangunan.
  3. Pembangunan pendidikan, kunci dari bangsa yang maju adalah memajukan pendidikan. Pendidikan ini adalah upaya untuk membuka pemikiran, pada zaman colonial pendidikan umum di Indonesia sudah dimulai, dimaksudkan untuk menyediakan tenaga kerja untuk pemerintah, yang akhirnya melalui pendidikan itu kesadaran bangsa Indonesia tumbuh, kesadaran akan penjajahan yang dilakukan oleh Belanda. Dengan mempelajari sejarah pendidikan ini maka kita bisa mengungkap realitas masa lalu dan masa kini, bahwa efektifnya pendidikan dapat merubah pola pikir dari masyarakat.
  4. Pembangunan agama, Indonesia bukanlah Negara agama tetapi juga bukan Negara sekuler, kita adalah bangsa yang religious. Agama sendiri mempunyai peranan penting dalam pembangunan di Indonesia. Sehingga dengan agama berbagai perubahan itu terjadi.

Nah seperti itu lah bagaimana sejarah dapat berguna dalam pembangunan, dengan mempelajari sejarah maka kita juga dapat membangun kesadaran bagi masyarakat sehingga mereka dapat berubah menjadi lebih baik, dengan memanfaatkan data-data sejarah dari perbandingan-perbandingan masa lalu agar mereka belajar dan mau berkembang menjadi bangsa yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun