Pembelajaran berbasis masalah (PBM) telah menjadi metode yang semakin populer dalam pendidikan modern. Khususnya di lingkungan pesantren, di mana siswa diajarkan untuk tidak hanya memahami ilmu agama tetapi juga menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini tidak hanya membantu siswa dalam memahami materi pelajaran, tetapi juga mendorong mereka untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah.
Adapun Konsep Pembelajaran Berbasis Masalah ini merupakan pendekatan yang menempatkan siswa di tengah proses belajar, di mana mereka dihadapkan pada situasi nyata yang membutuhkan pemecahan masalah. Melalui metode ini, siswa diajak untuk bekerja sama dalam kelompok, mendiskusikan, dan merumuskan solusi atas masalah yang ada.Â
Dalam konteks pesantren, PBM dapat diterapkan dalam berbagai bidang studi, mulai dari pelajaran agama, keterampilan hidup, hingga ilmu pengetahuan umum.
 Manfaat pembelajaran berbasis masalah di Pesantren bagi siswa  yaitu dapat mengembangkan keterampilan berfikir kritis, mandiri dan tanggung jawab  karena  Siswa diajak untuk mengambil inisiatif dalam mencari solusi. Hal ini membangun rasa tanggung jawab dan kemandirian dalam belajar, dan juga penerapan ilmu dalam kehidupan nyata, karena siswa dapat melihat langsung bagaimana teori yang dipelajari dan dapat diterapkan dalam kehidupan nyata, terutama dalam konteks lingkungan pesantren.
Pembelajaran berbasis masalah di pesantren adalah strategi yang sangat efektif untuk mendorong siswa dalam menyelesaikan masalah. Metode ini tidak hanya meningkatkan kemampuan akademis siswa, tetapi juga keterampilan hidup yang sangat penting. Dengan mengimplementasikan PBM dengan baik, siswa dapat berkembang menjadi individu yang mandiri, kritis, dan mampu menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H