Mohon tunggu...
M Fikriansyah
M Fikriansyah Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Provokasi Isu Adanya Kecurangan Pemilu 2019 Tidak Masuk Akal

7 Mei 2019   10:48 Diperbarui: 7 Mei 2019   10:52 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: (Photo: AP/Firdia Lisnawati)

Itu baru untuk membuat suaranya tipis, 50%+1. Kalau mengklaim menang 60% tetapi dikalahkan kecurangan, tentu harus lebih banyak TPS yang dijadikan bukti kecurangan. 

Sementara itu, laporan-laporan input C1 ke SITUNG KPU yang salah dan diklaim sebagai bukti kecurangan terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) kelihatannya banyak, namun sebenarnya tidak signifikan.  Berdasarkan keterangan KPU, saat data yang masuk ke SITUNG KPU sudah dari 241.366 TPS, ditemukan 105 kesalahan.

Sebanyak 26 kesalahan merupakan dari laporan masyarakat, dan 79 sisanya merupakan hasil penelusuran internal KPU. Sejauh ini, saat progres data masuk di SITUNG KPU sudah mendekati lima ratus ribu TPS, belum ada data lebih baru lagi mengenai jumlah salah input TPS. Jika kita bagi 105 dengan 241.366, maka kita temukan bahwa 'kecurangannya' hanya sebesar 0,04%.

Artinya, salah input yang ada saat ini pun tidak akan mengubah perolehan suara secara signifikan. Faktor terbesar yang memengaruhi kesalahan input ini adalah kelelahan petugas, karena memang pemilu serentak ini sangat melelahkan bagi petugas. 

Ada memang kemungkinan curang, namun sangat kecil dan tidak bisa juga dibilang ini kecurangan terstruktur dan massif. Lagipula, SITUNG KPU bukan hasil resmi. SITUNG KPU hanya sebagai media informasi publik hasil penghitungan suara Pemilu. Mau suara Prabowo ditampilkan 100% di sana, suara Jokowi 100%, atau situsnya diretas juga tidak berpengaruh dengan hasil resmi Pemilu.

Hasil resmi Pemilu ditetapkan melalui rekapitulasi manual yang dilakukan secara berjenjang. Jadi kalau mau memantau kecurangan, ya pantaulah di rapat-rapat pleno rekapitulasi. Sepertinya dari tadi angkanya banyak sekali dan terkesan rumit. Namun, sebenarnya ini sangat sederhana. Hanya menggunakan operasi pembagian, dibantu dengan kalkulator. 

Saya rasa anak SD saja bisa membuat analisis yang lebih baik daripada yang saya buat ini. Jadi, buat kubu yang merasa sangat dicurangi dan semacamnya, ditanggapi sepele saja. Coba, punya tidak bukti kecurangan di sekurangnya 65.000 TPS, dengan suara pihak yang dicurangi itu sebenarnya 100% di TPS-TPS tadi? Kalau cuma bersuara bilang salah input C1 di SITUNG KPU, ya percuma saja klaimnya.

Hasil real count Pemilu 2019 KPU ini diinformasikan dan dapat dipantau melalui laman resminya pemilu2019.kpu.go.id. Artinya, yang dilakukan KPU sudah sangat profesional karena proses Pemilu dilaksanakan secara jujur, adil dan terbuka. 

Karena itu, jika menakar integritas dan netralitas KPU sebagai penyelenggara dalam konteks Pemilu 2019 tampak sekali betapa upaya KPU benar-benar serius untuk melaksanakan hajatan demokrasi secara terbuka tanpa diwarnai pelbagai tindakan yang paradoks yang sesungguhnya akan mendestruksi nilai-nilai demokrasi. 

Dalam konteks ini, patut diapresiasi dan didukung kinerja KPU yang benar-benar melakukan pelbagai tahapan dan persiapan selama proses pemilu Pilpres dan Pileg berlangsung secara maksimal.

Terkait polemik hasil sementara perolehan suara terutama untuk paslon 01 yang mendapatkan perolehan suara signifikan di atas sang penantang, tentu publik dapat menyaksikan publikasi secara langsung melalui media-media kridebel,  karena selama real count berlangsung KPU telah melakukan secara terbuka bahkan dapat diakses oleh siapa pun lewat laman resminya pemilu2019.kpu.go.id.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun