Lantas bagaimana dengan aksi dari berbagai ormas menjelang Pemilu 2019, mereka yang bercita -- cita menggaungkan khilafah, nyatanya memberikan dukungan dengan melontarkan tagar #2019GantiPresiden. Gerakan mereka saat ini begitu masif dan aktif, dijalanan dan di dunia maya, mereka ganas berteriak ganti Presiden, padahal nyatanya mereka memiliki misi 'NKRI Bersyariah' yang bisa mengancam persatuan di Indonesia.
Masyarakat tentu telah mengetahui berbagai rekam jejak FPI yang terkadang menjadi biang keladi keresahan di masyarakat. Lantas kita tentu mendapatkan sebuah tanda tanya besar, mengapa ormas konservatif seperti FPI berada di belakang Prabowo untuk memenangkan kontestasi politik 17 April mendatang?
Mungkinkah hal ini ada kaitannya dengan gerakan 212 yang saat itu berhasil menjebloskan Ahok ke dalam penjara? Berbagai pertanyaan itu tentu akan memunculkan berbagai asumsi dan menimbulkan pertanyaan baru yang membutuhkan banyak referensi.
Dalam memilih pemimpin, tentu haruslah pemimpin yang mau menjaga dan merawat ideologi Pancasila, dengan keberagaman yang ada di Indonesia, tentu sikap radikalisme dan intoleransi tidak boleh tumbuh subur di negara yang bhineka.
Melindungi Pancasila artinya sama saja dengan melindungi negeri kita sendiri, lantas jika ada ormas yang anti terhadap Pancasila kok berada di balik calon Presiden, tentu wajar jika muncul pertanyaan, seberapa Pancasilakah sosok Prabowo Subianto, kita tunggu jawabannya pada debat ke-4.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H