Mohon tunggu...
Ahmad Fikri Al Adri
Ahmad Fikri Al Adri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Sriwijaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kerusuhan di Papua: Gerakan Bersenjata Papua dan Perjuangan Kemerdekaannya

1 Maret 2023   11:44 Diperbarui: 1 Maret 2023   12:07 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Ahmad Fikri Al Adri

Papua, Sebuah provinsi di Indonesia yang telah mengalami kerusuhan selama bertahun-tahun sebagai akibat dari perjuangan kemerdekaan oleh gerakan bersenjata Papua. Rakyat Papua merasa berhak menentukan nasib sendiri karena mereka bukan milik Indonesia. Pemerintah Indonesia dan gerakan bersenjata Papua telah terlibat dalam konflik kekerasan sebagai akibat dari vonis ini.

Aneksasi Papua oleh Indonesia yang disengketakan dan diperdebatkan pada tahun 1969 adalah tempat asal-usul konflik dapat ditemukan. Banyak orang Papua menentang pernyataan pemerintah Indonesia bahwa pencaplokan itu adil dan bahwa orang Papua telah memilih untuk menjadi bagian dari Indonesia. Mereka berpendapat bahwa para pemimpin Papua dipaksa menerima penjajahan oleh pemerintah Indonesia melalui ancaman dan tindakan kekerasan.

Sejak saat itu, prasangka dan pelanggaran HAM terus dilakukan terhadap masyarakat Papua. Pemerintah Indonesia telah mengekang hak mereka untuk bebas berekspresi dan berkumpul dan menekan perbedaan pendapat dengan kekerasan. Selain itu, masyarakat Papua telah dikecualikan dari menerima layanan dasar seperti kesehatan dan sekolah.

Terbentuknya organisasi bersenjata Papua merupakan respon atas penindasan tersebut. Sejak didirikan pada awal tahun 1960-an, gerakan yang juga dikenal sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM) ini berjuang untuk kemerdekaan Papua. Organisasi tersebut berusaha untuk memisahkan Papua Barat dari Indonesia dan menjadikannya sebagai negara berdaulat.

Gerakan bersenjata Papua telah mencapai tujuannya melalui cara-cara damai dan kekerasan. Pembangkangan sipil, pemogokan, dan demonstrasi tanpa kekerasan semuanya telah digunakan untuk mempromosikan tujuan Papua. Namun, tujuan gerakan tersebut belum tercapai, dan banyak aktivis Papua telah ditahan dan dipenjarakan karena protes tanpa kekerasan mereka.

Organisasi tersebut juga menggunakan metode kekerasan untuk mencapai tujuannya. Menargetkan militer dan polisi Indonesia telah melibatkan perang gerilya, dan dilaporkan juga ada penyerangan terhadap warga sipil. Serangan militer yang keras oleh pemerintah Indonesia sebagai tanggapan telah menyebabkan kematian dan pemindahan warga sipil.

Perhatian internasional tertuju pada perjuangan kemerdekaan gerakan bersenjata Papua, dan kelompok-kelompok hak asasi manusia mengkritik bagaimana pemerintah Indonesia memperlakukan rakyat Papua. Pemerintah Indonesia, bagaimanapun, menegaskan bahwa Papua adalah komponen penting dari Indonesia dan bahwa setiap gerakan separatis menimbulkan bahaya bagi keamanan negara.

Tidak ada jawaban sederhana untuk masalah kompleks sengketa Papua. Rakyat Papua berhak mengadu, dan perjuangan mereka untuk menentukan nasib sendiri perlu dihormati. 

Pemerintah Indonesia khawatir tentang menjaga keutuhan wilayah serta kohesi sosial.n Gerakan bersenjata Papua dan pemerintah Indonesia harus berkomunikasi untuk mengakhiri perang. Penting untuk menghormati hak rakyat Papua untuk menentukan nasib sendiri dan menemukan solusi damai untuk masalah mereka. Orang Papua menjadi sasaran prasangka dan pelanggaran hak asasi manusia; pemerintah Indonesia harus melakukan sesuatu tentang hal itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun