Generasi Emas merupakan sebuah istilah yang dipergunakan sebagai salah satu tujuan untuk sekelompok orang yang memiliki berbagai macam kualitas ataupun keunggulan di beberapa aspek, baik di aspek intelektual, emosional, ataupun aspek sosial. Di Indonesia sendiri, istilah Generasi Emas seringkali dikaitkan dengan tahun 2045, dimana itu bertepatan dengan 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Dilansir dari Direktorat Jenderal IKP Kemenkominfo, hal ini juga beralasan karena pada tahun 2045, Indonesia diperkirakan akan mendapat bonus demografi yang cukup besar.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah fondasi utama dalam membentuk kualitas individu sejak dini, karena periode ini merupakan masa emas perkembangan anak. Di usia 0-6 tahun, otak anak berkembang pesat dan sangat responsif terhadap stimulasi, baik dari segi kognitif, emosional, maupun sosial. PAUD tidak hanya membantu anak mengenal konsep dasar seperti angka dan huruf, tetapi juga menanamkan nilai-nilai karakter seperti disiplin, kerja sama, dan rasa percaya diri. Selain itu, pendidikan dini yang berkualitas dapat meminimalkan kesenjangan perkembangan akibat faktor sosial atau ekonomi, memberikan setiap anak peluang yang sama untuk sukses di masa depan
Berkaitan dengan generasi emas, tentunya hal ini bisa dimulai sejak PAUD hingga pendidikan tinggi. Alasan utamanya adalah Anak-anak usia dini (0-6 tahun) saat ini, nanti pada tahun 2045 akan berada pada usia produktif. Kualitas dan kesiapan mereka sebagai generasi penerus bangsa sangat dipengaruhi oleh pendidikan yang diperoleh saat ini. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memegang peranan vital sebagai fondasi awal untuk menanamkan nilai-nilai moral, keterampilan dasar, dan kemampuan berpikir kritis. Dengan pendidikan yang berkualitas sejak dini, mereka akan lebih siap dalam berkontribusi dalam pembangunan bangsa menuju tahun 2045.
PAUD memiliki tujuan utama untuk mengembangkan berbagai aspek yang ada di dalam diri seorang anak berusia 0-6 tahun mulai dari aspek kognitif dan afektif. Seperti yang diketahui, bahwa stimulasi yang diberikan dalam pendidikan usia dini secara berkualitas akan menimbulkan efek jangka panjang yang baik, sesederhana kemampuan akademik yang dimiliki seperti membaca, menulis, dan menghitung (calistung). Selain itu, pendidikan usia dini juga akan membentuk sifat serta karakter seorang anak, Pengajaran yang berkualitas serta terus menerut akan menimbulkan rasa kepedulian, tolong menolong, kerja sama, serta tanggung jawab bagi anak. Berbagai efek jangka panjang tersebut tentunya dapat menjadi pondasi penting bagi sebuah individu dalam memiliki kecerdasan intelektual  dan emosional yang tinggi.
Kemajuan suatu bangsa sangat bergantung pada sumber daya manusia yang unggul, dan anak-anak Indonesia merupakan aset paling berharga karena mereka akan menjadi penentu arah masa depan bangsa. Menurut data BPS tahun 2020, sekitar 12,19 persen dari total penduduk Indonesia, atau sekitar 32,96 juta jiwa, adalah anak-anak berusia 0 hingga 6 tahun. Mengingat besarnya jumlah tersebut, sangat wajar jika pembangunan nasional difokuskan pada pemenuhan hak-hak dasar anak dan menjadikan mereka prioritas utama. Dengan langkah ini, penulis merasa dapat memastikan generasi penerus mendapatkan fondasi yang kuat untuk mendukung kemajuan bangsa di masa depan. Inilah peran PAUD sebagai wadah anak-anak tersebut menggapai mimpinya.
Namun, hal ini tidak serta merta dapat dilakukan tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, baik pihak internal ataupun eksternal. Kurikulum PAUD juga menekankan bahwa orang tua menjadi salah satu pilar penting bagi perkembangan anak di rumah. Seperti yang telah diketahui bersama, orang tua tetap menjadi pendidik pertama bagi anak-anaknya sehingga apa yang telah diutarakan atau diajarkan oleh guru di sekolah harus berkesinambungan dengan apa yang terjadi di rumah masing-masing. Orang tua harus tetap terlibat proaktif dalam pendidikan anaknya, sesederhana dalam melakukan pembimbingan, ataupun mendengarkan kebutuhan mereka. Â Komunikasi yang baik antara orang tua dan pendidik juga penting untuk memastikan keselarasan antara kegiatan di rumah dan di sekolah.
Selain itu, guru dan lingkungan pendidikan berperan sebagai fasilitator yang memberikan stimulus belajar yang sesuai dengan tahap perkembangan anak. Guru PAUD bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pengarah yang memfasilitasi proses belajar melalui kegiatan yang menyenangkan dan edukatif. Lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung di sekitar anak juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan mereka.
Kesimpulannya, Anak-anak Indonesia adalah aset berharga yang menentukan masa depan bangsa, sehingga investasi pada pendidikan usia dini menjadi langkah strategis untuk mencetak generasi yang unggul. Dengan jumlah anak usia dini yang signifikan, fokus pada pemenuhan hak-hak dasar mereka melalui pendidikan berkualitas sangatlah penting. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tidak hanya membentuk kecerdasan, tetapi juga karakter dan keterampilan sosial yang menjadi fondasi keberhasilan di masa depan. Melalui upaya bersama antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga, kita dapat mempersiapkan generasi penerus yang siap menghadapi tantangan global dan membawa Indonesia menuju kejayaan di masa mendatang.
Ilun Muallifah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H