Mohon tunggu...
Fikri Fernandika Akbar
Fikri Fernandika Akbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negri Sunan Ampel Surabaya

Hobi Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengenal Lebih Dekat Kurikulum Paud: Bukan Sekedar Belajar tapi Juga Berkembang

26 November 2024   14:39 Diperbarui: 26 November 2024   14:46 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Seiring berkembangnya sistem pendidikan yang ada di Indonesia, seringkali kita mendengar istilah PAUD. Bahkan, tak jarang orang-orang mengaitkan PAUD ini dengan taman kanak kanak atau playgroup sebagai wadah belajar untuk anak sebelum memasuki pendidikan dasar di Sekolah Dasar. Sebenarnya, apa itu PAUD dan bagaimana kaitannya dengan hal-hal tersebut diatas?

Menurut Website Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia yang dilansir di referensi.data.kemdikbud.go.id, definisi Satuan Pendidikan pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan satuan-satuan pendidikan yang menyelenggarakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan Rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dari definisi tersebut, penulis sebenarnya menyimpulkan bahwa PAUD adalah sebuah kesatuan yang didalamnya terdapat pendidikan bagi usia dibawah 6 tahun, seperti taman kanak-kanak (TK), taman pendidikan Al-Qur'an (TPA), atau kelompok belajar (KB). Penulis lebih melihat PAUD sebagai salah satu sistem yang holistik serta memiliki turunan-turunan dibawahnya.

 

Gambar 1. Ilustrasi PAUD. Sumber: freepik.com

Tujuan PAUD sebagaimana tertulis dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menitikberatkan kepada pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan Rohani agar anak dapat siap belajar di jenjang yang lebih tinggi. Secara implisit, pemerintah melalui Kementrian Pendidikan menginginkan bahwa pendidikan untuk setiap anak dipersiapkan sebelum memasuki sekolah dasar. Hal ini dilakukan agar anak memiliki dasar atau pondasi dalam proses penerimaan pendidikan, terlebih usia dini merupakan usia "emas" bagi mereka untuk bisa menstimulasi perkembangan di dalam dirinya.

 Dikarenakan berkaitan dengan pendidikan, tentu PAUD juga tidak bisa dilepaskan dengan sebuah rencana, pengaturan, atau "jalur" yang disebut dengan kurikulum. Penulis memakai kata jalur sebagai definisi dikarenakan kurikulum ini bukan hanya diperlukan sebagai pedoman dalam melakukan sesuatu, namun kurikulum harus memiliki alur yang progresif sehingga tujuan dari pendiidkan tersebut akan tercapai. Penerapan Kurikulum PAUD ini mengacu terhadap Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 146 tahun 2014 tentang Pendidikan Anak Usia Dini. Kurikulum ini biasa disebut dengan Kurikulum Merdeka Bermain.

Penulis cukup tertarik dengan penggunaan istilah bermain. Apakah mungkin bermain daoat menjadi pembelajaran untuk anak usia dibawah 6 tahun? Usut punya usut, ternyata hal tersebut sudah dibahas oleh salah satu Widyaprada Ahli Utama Kemendikbudristek, yaitu Ir. Djajeng Baskoro, M.PD. Ia mengatakan bahwa "Kurikulum ini disebut dengan Kurikulum Merdeka Bermain karena tujuan utamanya adalah membuat anak tidak merasa berat untuk belajar dan menganggap bahwa belajar itu sesuatu yang menyenangkan." Dari perkataan tersebut, penulis sebenarnya cukup menyimpulkan bahwa yang dimaksud bermain dalam proses ini adalah penerimaan anak tersebut terhadap apa yang tenaga pengajar berikan, sehingga mereka akan tidak sadar bahwa apa yang diberikan itu adalah sebuah pengajaran. Mereka cukup mengetahui bahwa belajar itu sama dengan bermain, seperti yang mereka biasa lakukan sehari-hari.

Anak dibawah usia 6 tahun tentunya akan lebih mudah untuk menerima segala sesuatu dan tertanam di pikirannya. Sehingga, menurut penulis kurikulum PAUD ini bukan hanya ditujukan untuk anak belajar, tapi juga anak agar bisa berkembang lebih baik. Kurikulum PAUD memfokuskan hal tersebut secara tertulis sebagai salah astu tujuan utama mereka. Di dalam Permendikbud no.146 tahun 2014, tercantum muatan kurikulum yang dimana isi poin dari muatan tersebut semua berkaitan dengan pengembangan. Hal-hal yang menjadi program pengembangan antara lain:

  • Program pengembangan nilai agama dan moral
  • Program pengembangan fisik-motorik
  • Program pengembangan kognitif
  • Program pengembangan bahasa
  • Program pengembangan sosial-emosional
  • Program pengembangan seni

Dari 6 poin diatas maka sebenarnya tujuan utama dari Kurikulum PAUD ini adalah bukan hanya menjejalkan materi pembelajaran kea nak usia dibawah 6 tahun, tapi bagaimana mereka bisa step-up dan berkembang. Sebagai contoh, untuk memenuhi tujuan pengembangan bahasa, maka pembelajaran bisa menggunakan media interaktif seperti video, musik, ataupun alat peraga.  Lagu-lagu yang sederhana bisa membantu mereka mengingat konsep atau kosakata baru sehingga kedepannya diharapkan mereka akan mengutarakan kosakata tersebut secara terus menerus.

Selain itu, meminimalisir kesenjangan perkembangan anak adalah salah satu tujuan utama dalam penerapan kurikulum PAUD. Dengan memberikan akses pendidikan berkualitas sejak dini, setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensi mereka, tanpa terhalang oleh latar belakang ekonomi, sosial, atau geografis. Pembelajaran berbasis bermain yang terstruktur membantu anak-anak mengasah kemampuan kognitif, motorik, dan emosional sesuai dengan tahap perkembangannya. Terlebih, pendekatan yang terbuka dalam PAUD memastikan bahwa anak-anak dengan kebutuhan khusus juga mendapatkan perhatian yang sesuai.

Akhir kata, penulis berkata bahwa PAUD tidak hanya bertujuan mengajarkan anak membaca atau berhitung, tetapi lebih dari itu, menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan holistik anak. Penulis mengharapkan sinergitas antara seluruh pihak yang terlibat mulai dari Lembaga pendidikan, guru, ataupun orang tua dari siswa. Dengan begitu, PAUD dapat benar-benar menjadi langkah awal untuk menciptakan generasi yang unggul, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun