Malang, 5 November 2024 -- Universitas Negeri Malang (UM) melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium Pancasila sukses menyelenggarakan "Sarasehan Nasional Pancasila" dengan tema "Menyongsong Pilkada Jawa Timur 2024 yang Demokratis, Berintegritas, dan Anti Money Politic." Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber terkemuka, termasuk Ketua Bawaslu Jawa Timur, A. Warits, Kepala UPT Laboratorium Pancasila UM, Dr. Akhirul Aminulloh, serta tiga pasangan calon gubernur-wakil gubernur Jawa Timur: Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Hakim, Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak, dan Tri Rismaharini-Gus Hans.
Bertempat di Grand Mercure Malang, sarasehan ini menarik perhatian berbagai peserta yang antusias mendengar langsung pandangan para calon terhadap isu-isu penting, terutama terkait komitmen untuk menghindari politik uang dalam Pilkada. Kegiatan yang diinisiasi oleh Laboratorium Pancasila UM bekerja sama dengan ASE Institute dan Bawaslu ini menjadi wadah bagi para kandidat untuk menjawab kekhawatiran publik mengenai korupsi dan pengaruh uang dalam politik.
Poin-Poin Utama Diskusi
- Komitmen Melawan Politik Uang
Lukmanul Hakim, calon wakil gubernur, menyatakan komitmennya untuk menjalani kampanye yang bersih dan mematuhi peraturan ketat Bawaslu. Saya hadir untuk menilai kinerja pemerintahan yang lalu. Jawa Timur saat ini berada di peringkat kedua secara nasional dalam hal kemiskinan, dan tingkat pengangguran lulusan SMK masih tinggi.Â
Menurut Lukmanul, politik uang adalah jenis kecurangan yang harus kita lawan bersama. Ia berkomitmen untuk mempertahankan integritas demokrasi dan akan menolak dilantik jika terbukti menggunakan politik uang. Selain itu, ia menargetkan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur sebesar 8% dan menyarankan pembuatan aplikasi publik untuk meningkatkan partisipasi publik.
Gus Hans, yang berpasangan dengan Tri Rismaharini, menekankan bahwa uang memiliki pengaruh politik yang kuat di Indonesia, bahkan hingga tingkat menteri. "Sistem politik di Indonesia sangat mahal." Dia menegaskan bahwa mereka berkomitmen untuk menghindari penggunaan politik uang untuk menjamin pemilu yang berintegritas dan menjalankan kampanye yang transparan.
- Tantangan Biaya Politik Tinggi
Dalam menanggapi kekhawatiran tentang biaya politik yang tinggi, Lukmanul Hakim kembali menyatakan bahwa ia tidak mengeluarkan biaya untuk pencalonannya. Selain itu, ia menekankan betapa pentingnya keseimbangan gender dalam kepemimpinan dan komitmennya untuk memberdayakan generasi muda Jawa Timur dengan mengatasi masalah pengangguran dan mendukung aspirasi mereka.
Gus Hans, di sisi lain, mengakui bahwa meskipun ia sering mengunjungi Jawa Timur, ia tidak memiliki otoritas penuh untuk menghapus politik uang. Meskipun menghadapi kesulitan besar, ia tetap berkomitmen untuk menciptakan pemilu yang lebih bersih.
Dr. Akhirul Aminulloh dari UM menyatakan keyakinannya bahwa pemilu tidak dapat dilakukan tanpa politik uang: "Suara rakyat adalah suara Tuhan." Namun, dia juga mengakui bahwa pengaruh uang di lapangan masih kuat. Dia berpendapat bahwa persepsi publik harus diubah agar pemilu lebih bersih.
- Mendorong Partisipasi Generasi Muda
Bagaimana meningkatkan keterlibatan politik generasi muda juga menjadi topik penting yang dibahas. Gus Hans menyoroti betapa pentingnya melibatkan Gen Z dan milenial untuk meningkatkan kesadaran politik mereka dan mampu menolak politik uang. Ia menekankan bahwa teladan politisi yang bermoral sangat penting untuk menginspirasi generasi muda.
Langkah Menuju Tata Kelola yang Transparan