Mohon tunggu...
Fikri Abdillah
Fikri Abdillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Jakarta Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Pengembangan Masyarakat Islam

ingin membiasakan membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mewujudkan Masyarakat Unggul Berkarakter Melalui Pendidikan

2 November 2024   17:15 Diperbarui: 2 November 2024   19:09 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PEMBAHASAN

Makna Pendidikan Karakter

     Pendidikan karakter adalah suatu sistem penamaan nilai-nilai karakter yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan. Pengembangan karakter bangsa dapat dilakukan melalui perkembangan karakter individu seseorang.Akan tetapi, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dan budaya tertentu, maka perkembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang bersang- kutan. Artinya, perkembangan budaya dan karakter dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial,budaya masyarakat, dan budaya bangsa.Lingkungan sosial dan budaya bangsa adalah Pancasila, jadi pendidikan budaya dan karakter adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peseta didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik.

     Pendidikan karakter atau pendidikan watak sejak awal munculnya pendidikan oleh para ahli dianggap sebagai suatu hal yang niscaya.John Sewey, misalnya, pada tahun 1916 yang mengatakan bahwa sudah merupakan hal yang lumrah dalam teori pendidikan bahwa pembentukan watak merupakan tujuan umum pengajaran dan pendidikan budi pekerti di sekolah.Kemudian pada tahun 1918 di Amerika Serikat (AS), Komisi Pembaharuan Pendidikan Menengah yang ditunjuk oleh Perhimpunan Pendidikan Nasional melontarkan sebuah pernyataan bersejarah (Omeri,pentingnya pendidikan karakter dalam dunia pendidikan)

Pendidikan Karakter dalam Islam

    Islam menggunakan kata akhlak (jenis jamak dari kata khuluq) untuk menggambarkan karakter. Dua gambar manusia telah dikembangkan, khususnya gambar luar orang yang disebut khalqselanjutnya gambaran batinnya disebut khuluq. Khalq adalah gambaran nyataorang, sedangkan khuluq adalah gambaran mistiknya. 

Lebih lanjut makna bahwa khuluq adalah “suatu keadaan (hay’ah) dalam ruh (nafs)surgawi (rasikhah), dan dari kondisi itu tumbuhlah gerakan sederhana. Selain itu, sederhana tanpa memerlukan pemikiran dan pemikiran tambahan sebelumnya. “suatu kondisi (sesuatu) jiwa (nafs) yang menyebabkan suatu kegiatan tanpa dipikirkan atau dipikirkan,” demikianlah pengertian khuluq. Pada dasarnya, ini hanyalah etikayang mencakup keadaan-keadaan di dalam, bukan kondisi-kondisi di luar. Misalnya saja individu orang yang memiliki orang kikir juga bisa menghabiskan banyak uangbagi riya', tidak efisien dan sombong. Jika dia orang yang liberal, dia mungkin akan terus-terusan membelanjakan uangnyademi kebaikan dan keuntungan(Andi et al., 2023). Diungkap dalam Al-Qur’an Q.S Al-Qalam ayat 4:

َواِن ََّكلَعَٰلى ُخلٍُق َعِظْیٍم

Artinya: Sesusngguhnya engkau benar – benar berbudi pekerti yang agung 

Karakter atau akhlak mulia dalam pandangan Islam adalah produk alamiah terjadi karena metode pelaksanaan syariah (cinta dan muamalah). Mengingat kuatnya landasan aqidah. Seperti struktur, seseorang adalah kesempurnaan struktur setelah pendirian dan bidang struktur yang menjadi kekuatannya adalah. Oleh karena itu, tidak terbayangkan bagi orang terhormat untuk muncul seseorang dalam hal ia tidak mempunyai aqidah dan syariah yang benar. Aqidah Fakta mengenai hal ini tercermin dalam sudut pandang dan perilaku biasa. Contohnya, Individu yang memiliki keyakinan tulus kepada Allah akan terus mengikuti setiap perintah Allah dan hindarilah segala ingkarnya. Artinya, dia akan melakukannya. Teruslah berbuat baik dan jauhi hal-hal yang buruk. Keyakinan akan hal itu yang lain (utusan suci, buku, dll) akan menentukan perspektif dan perilaku mereka terkoordinasi dan terkendali, sehingga akan memperlihatkan pribadi yang terhormat

(Andi et al., 2023).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun