Mohon tunggu...
Aini Hayatul Hikmah
Aini Hayatul Hikmah Mohon Tunggu... -

Takut, Malu, Suka, Cinta, Usaha, Do'a, dan Tersenyum bersama. :-) Semoga itu engkau. :-)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Berpikir Idealis "ala" Filsafat

30 Maret 2014   15:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:17 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Idealisme merupakan satu dari sekian aliran yang ada dalam Filsafat. Idealisme notabenenya merupakan kebalikan dari materialisme, jika Materialisme beranggapan bahwa esensi segala sesuatu itu bersifat material dan fisik lain halnya dengan Idealisme, Idealisme mengatakan bahwa Esensi segala sesuatu adalah bersifat Spiritual yang kemudian aliran ini juga disebut aliran Spiritualisme.

Para idealis percaya akan adanya kenyataan spiritual dibalik semua kejadian dan penampakan. esensi dari kenyataan spiritual adalah Berpikir(rescogitans). ini terjadi karena pengamatan secara emiris tidak bisa mengukur kekuatan dari spiritualitas dalam setiap kejadian. tetapi kekuatan spiritual dapat diukur dengan kemampuan rasional, perasaan, tingkat kreatifitas, dan lain lain. demikian yang digunakan oleh para idealis terkait dengan penyingkapan kenyataan tentang spiritualisme.

dengan diakuinya spiritualitas sebagai kenyataan sejati, tentunya ini tidak berarti bahwa paratokoh idealis sekonyong-konyong tidak mempercayai adanya kekuatan-kekuatan bersifat fisik serta menolak adanya hukum alam. sebagaimana diungkapkan bahwa, "kekuatan fisik dan hukum alam itu memang ada, tetapi keberadaannya merupakan sebuah manifestasi dari kenyataan atau kekuatan yang sejati dan lebih tinggi, yakni Roh absolut. (Hegel, 1770-1831). sebagaimana dipercayai bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini tidaklah hanya sebuah kebetulan, tetapi telah diatur terlebih dahulu oleh kekuatan spiritual.

kenyataan-kenyataan yang lainnya akan dijelaskan dalan Dualisme dalam Filsafat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun