Tinjauan singkat terhadap berbagai studi kasus kualitatif yang dilaporkan dalam berbagai literature menghasilkan beberapa ciri khas. Yaitu :
Riset studi kasus dimulai dengan mengidentifikasi satu kasus yang sfesifik. Kasus ini dapat berupa entitas yang konkret, misalnya individu, kelompok kecil, organisasi, atau kemitraa, pada level yang konkret, kasus ini mungkin adalah komunitas, relasi, proses keputusan, atau proyek yang sfesifik. Kuncinya disini adalah untuk mendifenisikan kasus yang dapat dibatasi atau dideskrepsikan dalam parameter tertentu, misalnya tempat dan waktu yang sfesifik.
Biasanya, para peneliti studi kasus mempelajari kasus kehidupan nyata yang mutakhir yang sedang berlangsung sehingga mereka dapat mengumpulkan informasi yang akurat tanpa kehilangan banyak watu, satu kasus tunggal dapat dipilih menjadi kasus majemuk dapat diidentifikasi sehingga semuanya dapat dibandingkan.
Tujuan dari pelaksanaan studi kasus tersebut juga penting. Studi kasus kualitatif dapat disusun untuk mengilustrasikan kasus yang unik, kasus yang memiliki kepentingan yang tidak biasa dlam dirinya dan perlu dideskrepsikan atau diperinci. Kasus ini disebut sebagai kasus intrinsic, atau tujuan dari studi kasus tersebut adalah untuk memahami isu, problem, atau keprihatinan yang sfesifik dan kasus atau beberapa diseleksi untuk memahami permasalahan tersebut dengan baik, kasus ini disebut kasus instrumental.
Cirri utama dari studi kasus kualitatif yang baik adalah studi kasus itu memperlihatkan pemahaman mendalam tentang kasus tersebut, dalam rangka untuk menyempurnakan penelitian ini, peneliti mengumpulkan beragam bentuk data kualitatif, mulai dari wawancara, observasi, pengamatan, dokumen, hingga bahan audiovisual. Bersandar pada saru sumber data saja biasanya tidak cukup untuk mengembangkan pemahaman mendalam tentang hal ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H