Mohon tunggu...
Fikri Aqil bachtiar
Fikri Aqil bachtiar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa KKN TIM I UNDIP 2023/2024

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Tetap lestari, Mahasiswa UNDIP Menggali Antusias Masyarakat mengenai Tradisi Nyadran di Desa Kutosari

19 Februari 2024   21:03 Diperbarui: 19 Februari 2024   21:06 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
menggali Tradisi Nyadran dan pentingnya komunitas di Desa Kutosari (28/01) dokumen pribadi

Kutosari, Pekalongan (28/01/2024)- Kebudayaan merupakan salah satu identitas yang dipegang oleh Masyarakat yang terus dipertahakan dari generasi ke generasi agar  generasi selanjutnya tetap melestarikan kebudayaan tersebut, setiap daerah akan memiliki tradisi yang berbeda beda dan peran Masyarakat dalam melestarikan tradisi Masyarakat. Tradisi Nyadran merupakan tradisi yang tetap dilestarikan oleh Masyarakat Desa Kutosari, oleh karena itu penulis akan menggali mengenai Sejarah Tradisi Nyadran di Desa Kutosari dan Upaya mempertahankan tradisi Nyadran di Desa Kutosari

Fikri Aqil Bachtiar, mahasiswa Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro melakukan program kerha KKN di Desa Kutosari, kecamatan Doro, kabupaten Pekalongan. Program kerja dengan bidang keilmuan Sejarah bertujuan untuk mengenal Tradisi Nyadran kepada masyarakat dan dampak Tradisi Nyadran di Desa Kutosari

Program kerja Sejarah ini dilakukan karena kebiasaan Masyarakat Kutosari dengan Tradisi Nyadran di Desa Kutosari. Tradisi Nyadran merupakan tradisi di Masyarakat Jawa kuno yang dilakukan untuk menghormati para leluhur yang sudah meninggal, Ketika agama islam menyebar ke Indonesia pada abad ke 13, Wali Songo menggunakan Tradisi Nyadran untuk membantu dalam menyebarkan agama Islam di Jawa, Tradisi ini tetap dilakukan karena makna mengenai kehidupan di dunia sehingga Masyarakat berharap akan mendoakan kepada leluhurnya dari generasi ke generasi.

Pelaksanaan Program Kerja dimulai pada 22 Januari 2024 dengan mengikuti metode wawancara kepada kepala desa dan Masyarakat di Desa Kutosari mengenai Tradisi Nyadran, proses kegiatan acara, hingga dampak yang dirasakan oleh masyarakat di Desa Kutosari, setelah proses wawancara dilakukan, Fikri Aqil Bachtiar akan membentuk hasil laporan berbentuk media cetak agar Masyarakat dapat memahami Tradisi Nyadran di Desa Kutosari melalui literasi berupa media pamphlet

Tradisi Nyadran di Desa Kutosari memiliki keunikan dibandingkan dengan daerah di sekitar Pekalongan karena faktor ekonomi dan sosial. Kebiasaan sosial di desa Kutosari yang sangat dekat antara satu sama lain,  hal ini menggambarkan bahwa Tradisi Nyadran merupakan bentuk dari kuatnya komunitas dalam menjaga tradisi tersebut, dimulai dari penyelenggaraan acara, mengatur jumlah makanan yang dikumpulkan dan dibagikan kepada Masyarakat, mengatur arus sedekah untuk pembelian alat kepentingan acara dan kebutuhan sosial lainnya, hingga pembersihan kuburan yang ada di Dusun Karang dan Dusun Corotan, Desa Kutosari.   

Faktor Ekonomi yang terjadi di Desa Kutosari mengenai Tradisi Nyadran adalah antusias dari Masyarakat Kutosari mengenai Tradisi Nyadran. Tradisi Nyadran di Desa Kutosari membutuhkan makanan yang dibungkus dengan besek agar dapat dibagikan kepada Masyarakat, makanan yang digunakan bisa bermacam macam, tergantung dengan ekonomi Masyarakat, selain dibuat sendiri, Pasar Doro akan menjual kepada peziaran berupa makanan dan kebutuhan untuk Tradisi Nyadran seperti bunga. kemudian, penyelenggara Acara akan meminta kepada Masyarakat berupa sedekah agar dapat dimanfaatkan dalam proses Tradisi Nyadran, menjaga kebersihan kuburan di Desa Kutosari, dan aspek lainnya yang bersifat positif kepada Masyarakat Kutosari, seperti membantu Masyarakat melewati Pembangunan musholla, sedekah kepada Masyarakat, dll.

dengan adanya Tradisi Nyadran ini memberikan dorongan kepada Masyarakat untuk mempertahakan identitasnya sebagai Masyarakat yang terus melestarikan Tradisi yang sudah diturunkan kepada leluhur mereka. Dalam kesimpulan ini, disebutkan bahwa artikel ini akan membantu kepada Masyarakat umum untuk menyadarkan dan melestarikan tradisi yang ada di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun