Mahasiswa tidak di ajari kritis terhadap suatu permasalahan, hal ini membuat tidak ada perbedaan antara Mahasiswa dan siswa pada saat ini sehingga pimpinan kampus sampai pemerintah pun bebas membuat kebijakan sesuka hatinya. Mahasiswa sekarang ini cenderung pragmatis memikirkan diri mereka sendiri dan seakan menutup mata, telinga, dan mulutnya melihat permasalahan yang ada dan lebih memilih untuk berada di zona nyamannya, telah buta dengan masyarakat yang sedang membutuhkan pertolongan dari mereka.
Saat ini, wabah virus COVID-19 sudah menjadi pemasalahan global sehingga membuat hampir semua aktivitas masyarakat dunia lumpuh, khususnya di Indonesia penyebaran virus ini sangat cepat sampai menimbulkan angka kematian yang cukup tinggi, kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia saat ini sangatlah memprihatinkan, disamping rupiah naik, harga kebutuhan hidup sehari-hari juga naik, bahkan ada yang tidak bisa bekerja sama sekali sehingga mereka tidak ada penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Â
Inilah salah satu contoh yang menggambarkan pragmatisme mahasiswa yang terjadi sekarang, hampir seluruh perguruan tinggi di Indonesia mahasiswanya hanya menuntut subsidi kuota internet dan pengurangan biaya UKT, dll memang itu tidak salah, padahal ada yang lebih penting dari itu banyak masyarakat yang membutuhkan suara kita pada saat ini, kebijakan yang diambil pemerintah tidak jelas dan tidak strategis untuk bisa mengatasi permasalahan yang terjadi pada saat ini, padahal mahasiswa harapan terakhir masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, marilah menjadi mahasiwa yang sadar akan peranan dan fungsinya dan tidak buta akan permasalahan sosial, politik, dan hukum yang terjadi, serta bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H