Ibnu Sina atau biasa dikenal Avicenna (barat) menjadi tokoh yang berpengaruh menyumbangkan pikirannya di belahan dunia timur dan barat. Tokoh yang lahir di Afshona, Bukhara (sekarang Uzbekistan), di era Dinasti Samaniyah ini banyak memberi sumbangsih pemikiran di berbagai bidang pengetahuan, baik itu dalam ranah kesehatan, astronomi, sastra, terutama dalam aspek kesehatan. Sehingga tidak heran, di zaman itu beliau kerap dijuluki sebagai "Bapak Kedokteran Modern", berbagai karya yang beliau tulis dari kisaran 450-an judul, terdapat 240 karya yang disinyalir bertahan hingga detik ini. Dimana 200 karya berfokus dalam bidang filsafat, dan 40 nya dalam bidang kesehatan. Qanun Fi al-Tibb menjadi salah satu karya besar beliau di bidang pengobatan, yang hingga sampai ini menjadi rujukan ilmu kedokteran diberbagai majelis pendidikan terutama universitas. Dalam aspek kesehatan, Ibnu Sina banyak mengejewantahkan pemikiran terutama dalam konsep kejiwaan atau dikenal dengan psikologi. Beliau mendefinisikan hierarkis jiwa dalam diri manusia dengan memberikan bahasaan yang dinamis, meliputi klasifikasi al-Nafs al-Nabatiyyah (jiwa nabati), al-Nafs al-Hayawaniyyah (jiwa hewani) dan al-Nafs al-Insaniyyah (jiwa insani). Alhasil pemikiran Ibnu Sina memberi dampak signifikan dalam perkembangan keilmuan psikologi, baik itu secara teori ataupun prakteknya. Diantaranya :
KONSEP JIWA
Ibnu Sina mengembangkan konsep jiwa yang menjadi dasar dalam analisis psikologi. Pemikirannya mengenai jiwa terklasifikasi dalam tiga potensi dasar yakni al-Nafs al-Hissiyah (jiwa sensorik), al-Nafs al-Mutakhayyilah (jiwa imajinatif), dan al-Nafs al-Natiqah (jiwa rasional). Jiwa sensorik bertanggung jawab untuk persepsi indrawi, jiwa imajinatif berfungsi dalam membentuk gambaran mental dan imajinasi, sedangkan jiwa rasional berperan mengenai pemikiran dan penalaran. Alhasil ini memberikan pengaruh positif bidang psikologi terkait perspektif peran imajinasi dan rasionalitas dalam proses kognitif dan perilaku manusia. Gambaran konsep jiwa manusia menurut Ibnu sina dapat diilustrasikan sebagai berikut.
TERAPI PSIKOLOGIS
Salah satu karya terkenal Ibnu Sina yakni ”Kitab al-Shifa” (Buku Penyembuhan), yang berisi penjelasan, panduan dan prosedur mengenai terapi dan pengobatan jiwa. Dalam karya terkenalnya ini, Ibnu Sina mempublikasikan konsep terapi psikologis yang melibatkan berbagai pendekatan terapeutik. Ibnu Sina menggunakan pendekatan Terapi Bicara, Terapi Musik, dan Terapi Seni yang digunakan dalam proses penyembuhan gejala sakit jiwa dan orientasi ketenangan jiwa.
Terapi Bicara,
Ibnu Sina sadar akan pentingnya komunikasi verbal dalam terapi psikologis (jiwa). Ia mengakui bahwa pentingnya memberikan ruang bagi individu yang memiliki gangguan psikologis untuk mengungkapkan masalah dan emosi mereka melalui percakapan terapeutik dengan tujuan untuk menjelaskan pengalaman mereka, memahami penyebab masalah, dan mencari solusi yang lebih baik. Dalam psikologi modern, terapi bicara ini dikenal dengan terapi konseling antara psikolog dan pasien yang bertujuan memberikan ruang bagi pasien meluapkan masalah dan wadah curhat untuk diberikan solusi nya.
Terapi Musik,
Ibnu Sina menganggap bahwa musik sangat berpengaruh terhadap keadaan emosional dan mental seseorang. Alhasil Ibnu Sina menggunakan pendekatan terapeutik musik sebagai alat untuk meredakan ketegangan dan mempengaruhi naluri hati individu. Ibnu Sina mengamati bahwa musik memiliki kemampuan untuk menenangkan jiwa, meningkatkan suasana hati, dan membantu dalam mengatasi tekanan psikologi bahkan kecemasan. Proses transfusi audiosonik musik masuk ke proses kognitif amigdala, dimana amigdala berfungsi mengatur emosi dan suasana hati seseorang. Alhasil otak mempersepsikan ritme musik sesuai dengan frekuensi dan amplitudo suara musiknya.
Terapi Seni
Selain terapi bicara, terapi musik juga memperkenalkan terapi seni sebagai pendekatan dalam terapi psikologis. Ia menganalisa bahwa seni, seperti melukis atau menggambar dapat menjadi sarana ekspresi yang kuat bagi individu untuk menyampaikan emosi dan pikiran mereka. Terapi seni ini memungkinkan individu untuk mengeksplorasi, mengungkapkan dan melampiaskan diri melalui kreativitas dan proses artistik. Seni juga menjadi salah satu teknik terapi untuk menenangkan diri, contoh dalam melukis seseorang di anjurkan untuk tenang agar hasil lukisan dapat menjadi sempurna. Hal itu memaksa hemisfer kanan otak untuk berproses dan berperan lebih.
Berbagai pendekatan terapi psikologis yang dikemukakan oleh Ibnu Sina mengelaborasikan elemen-elemen psikologis, emosional dan seni sebagai bagian dari proses penyembuhan dan pertumbuhan individu. Konsep terapi ini berfokus pada pentingnya komunikasi terapeutik, pengaktualan musik dan seni sebagai alat untuk memperbaiki kesejahteraan psikologis. Meskipun dikembangkan pada zamannya, kontribusi Ibnu Sina dalam terapi psikologis memiliki dampak penting dan pemahaman dan perkembangan terapi modern.
METODE OBSERVASI DAN ANALISIS
Ibnu Sina menekankan pentingnya pengamatan dan analisis dalam memahami manusia dan perilakunya. Ia memperkenalkan metode observasi yang sistematis dan pendekatan analitis untuk memahami kondisi mental dan perilaku manusia. Dalam karya-karyanya, Ibnu Sina menggunakan pendekatan ilmiah dan metode eksperimental untuk mengamati dan mempelajari aspek-aspek psikologis manusia. Kontribusinya dalam metode ilmiah dan penelitian psikologi memberikan inspirasi bagi perkembangan metodologi penelitian di bidang psikologi. Berbagai aspek mengenai metode observasi dan analisis dalam pemikiran Ibnu Sina, dalam karyanya yang terkenal, “Kitab al-Najat” (The Book of Salavation) dan “Kitab al-Shifa” (The Book of Healing), Ibnu Sina menyajikan pandangannya tentang psikologi.
Observasi Klinis : Ibnu Sina melakukan observasi langsung terhadap individu-individu dengan gangguan mental dan emosional. Ia mengamati gejala, perilaku, dan pengalaman subjektif mereka dengan seksama.
Observasi Introspektif : Ibnu Sina mendorong Pengamatan diri sendiri dan refleksi sebagai metode pengaktualan pikiran, emosi, dan pengalaman manusia. Dia percaya bahwa dengan memeriksa batin manusia, kita dapat memahami kualitas pikiran dan perasaannya.
Analisis Fenomenologi : Ibnu Sina mengusulkan pendekatan fenomenologi dalam memahami psikologi manusia. Ia berfokus pada pengamatan dan deskripsi detail tentang pengalaman manusia dan percaya bahwa melalui pemahaman yang mendalam tentang fenomena, kita dapat memahami sifat dasar jiwa manusia
Analisis Rasional : Ibnu Sina menggunakan pendekatan rasional dalam tujuan menjelaskan fenomena psikologis. Ia menggabungkan filsafat dan logika untuk menguraikan konsep-konsep seperti akal, jiwa dan emosi (Ismunanto et al., 2019; Lizzini, n.d.)
Maka dari itu, pemikiran Ibnu Sina tentang psikologi menekankan pentingnya memahami dan menghargai warisan intelektual beliau dalam beragam konteks psikologi modern. Penemuan-penemuan inovatif dan filosofi yang mendalam memberikan kita perspektif yang berharga untuk memahami hubungan kompleks antara pikiran dan jiwa manusia. Melalui kajian lebih mendalam tentang kontribusi Ibnu Sina, kita dapat mengintegrasikan kebijaksanaan klasik Timur dengan pemikiran ilmiah kontemporer, membawa kita menuju pemahaman yang lebih komprehensif dan holistik tentang manusia sebagai makhluk yang kompleks. Dengan demikian, pemikiran Ibnu Sina menginspirasi kita untuk terus mengeksplorasi dan menggali hikmah yang tak ternilai dari masa lalu guna menerangi jalan masa depan bagi perkembangan ilmu psikologi dan kesejahteraan manusia secara keseluruhan. Berikut analisis maping yang merepresentasi tulisan ini,
SUMBER RUJUKAN
Al-Rawi, M. M. (2002). The Contribution of Ibn Sina to the development of Earth Sciences the contribution of Ibnu Sina (Avicenna) to the development of earth science.
Arroisi, J., Nur, R. A., & Da’, R. (2020). Psikologi Islam Ibnu Sina (Studi Analisis Kritis Tentang Konsep Jiwa Perspektif Ibnu Sina). Prosiding Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam Dan Sains, 2, 199–206. http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/402
Arsyad, J. (2019). Mendidik Anak Dalam Perspektif Ibnu Sina: Gagasan Dan Pemikirannya. Jurnal Raudhah, 7(2), 133–150. https://doi.org/10.30829/raudhah.v7i2.510
Bahri, S., & Kendari, I. (2019). PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI ERA 4.0. Jurnal Transformatif (Islamic Studies), 3(2), 241–275. https://doi.org/10.23971/TF.V3I2.1452