Mohon tunggu...
Fikran Nurhakim
Fikran Nurhakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Aku bukan anak raja bukan pula anak seorang ulama yang hanyaku bisa cuma berkarya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Buku "Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah"

25 Desember 2022   21:44 Diperbarui: 25 Desember 2022   21:47 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis: Fikran Nurhakim 

Judul : Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah

Penulis : Geul Bae Woo

Penerbit : Penerbit Haru

Tahun : 2021

Quotes : "Sebenarnya, usaha yang kau lakukan dengan keras sampai membuatmu ingin mati adalah usaha yang akan membuatmu tetap hidup."

Sinopsis :

Buku "Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah" membahas bagaimana bentuk kepedulian dan penghargaan terhadap diri sendiri. Dalam hidup, terkadang kita merasa lelah, gelisah, dan bersalah atas suatu keadaan. Kita sering merasa belum melakukan yang terbaik dan kecewa terhadap diri sendiri. Akan tetapi, siapa yang tau? Kalau besok, mungkin saja kita bisa melakukan hal yang lebih baik dari apa yang kita pikirkan sekarang.

Tiga bagian di dalam buku ini menyoroti tentang hal yang berbeda-beda. Pada bagian pertama, penulis menceritakan tentang kegagalan yang telah dia hadapi. Bagian ini memberikan kita kesempatan untuk merenungi hidup dan mengenali diri kita lebih dalam. Bahwa meski harus jatuh bangun berulang kali, kita tetap harus yakin bahwa ada banyak hal yang dapat kita wujudkan jika kita terus mencoba. Disini kita diajarkan untuk pantang menyerah hingga menemukan kebahagiaan kita.

Bagian kedua membahas mengenai bagaimana hubungan dengan manusia. Kadang, kita merasa lelah karena selalu menahan semuanya sendirian. Menyimpan emosi, pikiran, dan perasaan sendirian itu berat. Disini, kita diajarkan banyak hal tanpa kesan digurui, alias sama-sama disadarkan untuk introspeksi diri. Bagian terakhir dari buku ini menceritakan jati diri. Tentang mindset, manner, dan maturity. Bagaimana mindset manusia dapat mempengaruhi manner serta bagaimana setiap manusia pada hakikatnya mendewasa dengan cara mereka masing-masing.

Tidak pernah ada kata terlambat untuk lebih mencintai diri sendiri. Selalu ada kesempatan untuk membuat kita lebih sayang kepada diri sendiri. Saat ada banyak masalah dan beban yang terasa berat hingga membuat kita ingin menyerah, cobalah untuk mengambil jeda dan beristirahat sejenak. Mungkin kita hanya sedang lelah. Butuh jeda untuk mengisi energi agar bisa kembali melanjutkan perjalanan.=

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun