Mohon tunggu...
Fikran Jamil
Fikran Jamil Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Seorang manusia yang akan terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Indonesia Berdialog 2019 Hasilkan Rekomendasi untuk Presiden

20 Desember 2019   03:00 Diperbarui: 20 Desember 2019   03:11 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia atau yang disingkat ISMEI, telah melaksanakan salah satu Program Kerja Nasional yaitu kegiatan Indonesia Berdialog 2019 dengan mengangkat tema "Menatap Indonesia Maju : Tantangan Masa Depan Global dan Middle Income Trap" yang diselenggarakan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung pada tanggal 2-5 Desember 2019.

Adapun rangkaian kegiatan indonesia berdialog 2019 yaitu Seminar Nasional dan Diskusi Rekomendasi, pembicara seminar dalam kegiatan yang berlangsung 4 hari itu diantaranya Bapak Eka Chandra Buana dari BAPPENAS, Deputi Bidang Pengembangan SDM KEMENKOP UKM, Bank Indonesia, Komite Nasional Keuangan Syariah, KODIM dan POLDA Lampung, serta Bupati Kabupaten Pesisir Barat dan Kepala Dinas Pariwisata se-provinsi Lampung.

"Indonesia Berdialog ini merupakan kegiatan rutin ISMEI yang kita lakukan setiap 2 tahun sekali atau satu periode kepengurusan. Indonesia Berdialog tahun ini kita angkat tema tersebut dikarenakan Indonesia saat ini merupakan negara yang termasuk dalam pendapatan menengah atau lower middle income versi Bank Dunia. Di beberapa negara mengalami kesulitan untuk membuat negaranya "naik kelas" dari middle income ke top income, contohnya India yang saat ini masih dikategorikan middle income. Oleh karena itu kami rasa kami harus angkat isu ini dan didiskusikan bersama senat mahasiswa ekonomi se-indonesia dan mengingat juga syarat untuk keluar dari middle income adalah pertumbuhan ekonomi diatas 6% sedangkan saat ini ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh di angka 5,02%." jelas Wahyu selaku Badan Pimpinan ISMEI.

"ISMEI merupakan lembaga yang fokus terhadap isu-isu ekonomi, melalui kegiatan ini kami mendapatkan poin-poin rekomendasi untuk ditembuskan kepada Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah di masing-masing wilayah" tambah Wahyu

"kegiatan Indonesia Berdialog ini dilaksanakan satu kali tiap satu periode kepengurusan ISMEI, pada kesempatan kali ini kami selaku Senat Mahasiswa Ekonomi dari seluruh Indonesia berdiskusi mengenai isu-isu ekonomi yang sedang hangat ataupun yang berdampak jangka panjang untuk pertumbuhan ekonomi khususnya di wilayah atau daerah kami masing-masing, hasil dari diskusi ini kami kumpulkan menjadi beberapa poin, dari wilayah 2 ISMEI kami mengangkat isu mengenai dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat maupun pemerintah ketika terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan beberapa waktu lalu di provinsi Jambi dan Riau, dari wilayah 3 merekemondasi permasalahan ekonomi lain yaitu mendorong pembentukan Badan Ekonomi Syariah Nasional yang memiliki tugas untuk eksekusi potensi-potensi ekonomi syariah nasional mengingat potensi ekonomis syariah yang mencapai US$ 3 Triliun namun belum ada lembaga yang mampu mengeksekusi potensi-potensi tersebut secara khusus, kemudian dari wialayah lain juga merekomendasikan pemerintah pusat untuk mendorong penerimaan pajak dengan mendesak Menteri Keuangan mengeluarkan regulasi terkait pajak deviden bagi investor yang menginvestasikan modalnya di Indonesia, karena dinilai dapat menambah penerimaan negara dibanding harus mengurangi subsidi ke masyarakat miskin yang dirasa sangat membebani atau menambah utang negara untuk menambal defisit. Itulah beberapa poin rekomendasi dalam menyikapi tantangan global serta upaya untuk keluar dari middle income trap" Ungkap Fikran selaku Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi dan sekaligus Koordinator Wilayah 2 ISMEI.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun