Mohon tunggu...
Fikra Filsafa
Fikra Filsafa Mohon Tunggu... Guru - Mahasiwa

Topik yang saya sukai konten kunjungan di wisata wisata

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksplor Situs Sejarah Islam di Jawa Timur: Masjid At-Thohiriyah

28 September 2023   11:02 Diperbarui: 28 September 2023   22:12 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama Singosari, sebuah kecamatan kecil yang terletak di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Indonesia, menyimpan berbagai situs sejarah yang kaya. Salah satu dari situs-situs bersejarah tersebut adalah Masjid At-Thohiriyah. Masjid ini, dengan segala keunikan arsitekturnya, telah menjadi daya tarik wisata religi dan budaya di daerah ini. Lokasi tepatnya yaitu di Jl. Bungkuk, RT.4/RW.4, Pangetan, Pagentan, Kec. Singosari, Kabupaten Malang. Dikalangan masyarakat masjid ini dikenal sebagai Masjid Bungkuk, Masjid bungkuk adalah julukan yang lebih dikenal di kalangan wisatawan. Masjid bungkuk ini berada di tengah tengah pemukiman, jadi untuk akses menuju ke masjid tersebut mudah di temui karena sudah terterai di google maps, namun hanya saja jalan menuju masjid bungkuk sedikit sempit karena memasuki seperti gang. Masjid bungkuk ini merupakan masjid tertua yang ada di malang, sekaligus menjadi saksi kebangkitan islam dan penyebaran islam yang ada di malang.

Sejarah Masjid ini didirikan oleh KH hamimmuddin pada abad 18, sekitar tahun 1830-an, beliau adalah salah satu prajurit pangeran diponegoro yang lari dari kejaran belanda, kemudian mendirikan masjid At-Thohiriyah ini. KH hamimmuddin mendirikan masjid bungkuk ini teringat pesan dari pangeran diponegoro, beliau berpesan kepada prajuritnya yaitu KH hamimmuddin tersebut bahwa dimana pun kamu berada sebarkan agama islam. Awal mula nya masjid ini di kenal masjid bungkuk ada sejarahnya yaitu berawal dari KH hamimmuddin ini membangun masjid yang sederhana dari bambu dan hanya ada satu lampu. Didaerah singosari terkenal masyarakatnya memeluk agama hindu budha, pada saat itu KH hamimmuddin mengajarkan ke beberapa orang belajar sholat dan ngaji. Orang orang hindu tahunya di tempat masjid tersebut terdapat orang bungkuk bungkuk, karena masyarakat tidak tahu aktivitas apa yang di lakukan oleh mereka pada saat itu. Bungkuk bungkuk yang di maksud yaitu gerakan sholat rukuk dan sujud. Dari itu terkenalah tempat ini sampai sekarang sebagai daerah bungkuk, asal usulnya dari situ. Awalnya dari beberapa orang lalu dari mulut ke mulut akhirnya kastasudra yang mayoritas hindu berbondong bondong berdatangan memeluk islam tanpa ada paksakan, adanya masuk agama islam itu menurut mereka merasakan keuntungan karena harkat dirinya yang tidak dialami kakek moyangnya dulu.
Pada perkembangannya awalnya musolla semakin lama semakin besar. Setelah KH hamimmuddin meninggal di gantikan oleh menantu dari anak bungsunya yang bernama KH Tohir berasal dari bangil yang mana saat kepempinan KH Tohir tersebut perkembangannya sangat pesat mulai dari pondok pesantrennya yang semakin banyak di kunjungi untuk menimba ilmu agama.

4 pilar di tengah masjid
4 pilar di tengah masjid
Jika kita mendatangi masuk ke dalam masjid bungkuk tersebut terdapat 4 pilar atau disebut soko guru yang tepat pada tengah tengah masjid, soko guru tersebut peninggalan dari KH hamimmuddin yang pernah di buatnya, Hingga saat ini masih terjaga namun hanya saja sudah direnovasi agar tidak rusak dengan melindungi menggunakan kayu jati yang sudah di ukiran agar terjaga keasliannya, untuk keseluruhannya sekarang masjid tersebut sudah di renovasi menyesuaikan zaman modern. Di dalam masjid tersebut terdapat makam dari KH hamimmuddin dan KH Tohir yang sisi sampingnya terdapat pagar dan di belakang masjid terdapat makam makam keluarga dari KH hamimmuddin. Masjid bungkuk ini sampai saat ini masih di pergunakan untuk beribadah dan masjid ini termasuk destinasi wisata religi, biasanya pada hari jumat, sabtu, minggu terdapat pengunjung untuk berziarah ke masjid bungkuk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun