Mohon tunggu...
Fikolas AdiPrastyo
Fikolas AdiPrastyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

mencatat data dan menganalisis data seputar ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Demokrasi Indonesia sebagai Model bagi Mesir setelah Musim Semi Arab

18 Januari 2023   21:44 Diperbarui: 18 Januari 2023   21:47 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jurnal : Jurnal Sosial Politik
Volume & Halaman : Pencurian 7 Tidak 2 (2021), Hal. 133-147
Tahun : 2021 Penulis : Ahmad Sahide & Rezki Satris

     Demokrasi telah dibahas selama sekitar dua ribu lima ratus tahun, dan itu cukup lama untuk memberikan kerangka gagasan yang jelas tentang demokrasi yang dapat terjadi. Namun, dengan mengikuti waktu, demokrasi tidak hanya dipahami sebagai kebebasan politik, tetapi juga mencakup konsep keadilan dan kesamaan sosial . Di sini, poin utamanya adalah bahwa demokrasi adalah sistem yang memberi orang kesempatan untuk berpartisipasi sehingga pemerintah yang sedang berjalan memprioritaskan kebaikan universal . Ada dua teori demokrasi yang digunakan dalam artikel ini dalam menganalisis kegagalan demokrasi di Mesir

     Ada beberapa alasan mengapa Mesir harus belajar dari pengalaman Indonesia dalam mengkonsolidasikan demokrasi. Hal itu membuat kedua negara menjadi dekat secara kultural, dan akan menjadi salah satu hal penting dalam mengubah nilai-nilai demokrasi dari Indonesia ke Mesir. Turki mengklaim telah menegakkan demokrasi, tetapi kudeta yang gagal pada tahun 2016 menjerumuskan negara itu ke dalam sistem otoriter. Jadi, berbicara tentang demokrasi, Turki tidak bisa menjadi model bagi Mesir dalam membangun sistem demokrasi. Iran juga mengklaim telah mempraktikkan demokrasi, dan Iran secara teratur mengadakan pemilihan setiap empat tahun. 

     Namun, demokrasi di Iran tidak diakui oleh Barat karena pengaruh doktrin Suriah, di mana imam memiliki kekuasaan yang dominan. Menempatkan Imam sebagai manusia seutuhnya dan tidak dikritik adalah defisit demokrasi. Inilah alasan mengapa Indonesia harus menjadi model demokrasi bagi Mesir.

     Indonesia telah mempraktikkan demokrasi selama dua puluh tahun. Menurut teori Jack Snyder, Indonesia sudah berada pada tahap “demokrasi yang matang”, di mana demokrasi telah mengakar dalam budaya politik Indonesia. Menurut Polity dan sebagian besar akademisi Polity, Indonesia tetap merupakan negara demokrasi yang sukses. Indonesia merupakan satu-satunya negara muslim di dunia yang berhasil menerapkan demokrasi dan diakui. 

     Karena itu Mesir harus belajar dari Indonesia dalam mengkonsolidasikan demokrasi pasca pecahnya rezim yang tidak demokratis. Mesir harus belajar dari Indonesia tentang peran masyarakat sipil, khususnya ormas Islam Indonesia. Mesir gagal mendemokratisasi negara ketika kekuatan rakyat menggulingkan Mursi. Kegagalan demokratisasi di Mesir disebabkan oleh sektor internal dan eksternal. 

     Mesir tidak siap untuk demokrasi karena kurangnya masyarakat sipil, militer tidak mau menyerahkan kekuasaan kepada warga sipil. Pada saat yang sama, peran Amerika Serikat di balik penggulingan Morsi dari kursi kepresidenan. Mesir tidak mengikuti jalan Indonesia yang berhasil mengkonsolidasikan demokrasi. Walaupun Indonesia mungkin merupakan model yang cocok bagi Mesir dalam membangun sistem demokrasi, namun kedua negara tersebut memiliki beberapa kesamaan, namun sayangnya Indonesia tidak memiliki peran diplomatik yang kuat di Timur Tengah, apalagi Mesir merupakan model demokrasi yang ideal dalam Islam Indonesia. negara tidak dapat diubah. Dalam mendukung demokrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun