Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani seorang Ulama fiqh terkemuka yang berasal dari Persia dan banyak mengarang kitab termasuk kitab yang membahas tentang Historiografi. Marak nya penulisan historiografi di dalam bahasa arab tak terlepas penulisan historiografi dalam bahasa Persia, terutama pada abad ke 1o Masehi.
Salah satu kitab karangan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani yang memiliki sangkut paut dengan Historiografi islam yaitu kitab Manaqib Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani (yang disingkat KMSA). Karena KMSA ini kitab yang berupaya untuk memposisikan, signifikasi serta keberadaanya dalam Historiografi Islam.
Beberapa ulama telah menulis karya tentang Manaqib Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani (KMSA) dari kalangan sarjana Muslim dengan latar belakang keilmuannya masing-masing. Namun secara umum, sebagian besar penulis manaqib ini adalah pengagum dan pengikut tarekat Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, sehingga menjaga netralitas dan objektivitas diskusi tampaknya menjadi beban akademik yang cukup berat. Para penulis tersebut antara lain Imam al-Syathnufy alQdiry, Yahya al-Tdfy al-Qdiry, Muhyiddin Irbily al-Qdiry, Abd Karim alBarzanjy al-Qdiry, Burhanuddin (al-Qosthalany) al-Qdiry, dan lain-lain
Oleh karena itu KMSA memiliki banyak masalah dalam bidang akademisi, lalu pada metodologi dan epitesmologi, serta paradigma, sumber, dan gaya penulisannya yang dianggap telalu penuh pemuliaan serta pujian dalam wacana akademik.
Namun setelah ditelaah lebih lanjut, serta studi yang panjang dan refleksi menjelaskan bahwa tema dan objek dari Karya-karya Manaqib dari para imam diatas telah membayar atau mejelaskan bahwa keunggulan dan kebijakan dari tokoh-tokoh tersebut merupakan karakteristik dari mereka tersebut, hal ini merupakan salah satu dari berbagai model Historiografi
Bahkan sudah dijelaskan juga dalam Al-Quran dan Hadist Nabi, Supranatural fenomena sudah dianggap sebagai Fenomena historis karena bisa disaksikan serta dirasakan oleh sejumlah orang secara langsung.
Selain itu sumber sumber pengetahuan di dalam sebuah karya dari Manaqib ini dituliskan dengan basis Karamah (Bangsawan), Kasyf (Wahyu), Musyahadah (Witnes), Barakah (Berkah), dan tu`yah sadiqah (Mimpi yang benar).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H