Mohon tunggu...
Fiki Imananda
Fiki Imananda Mohon Tunggu... Lainnya - Fiki Imananda jelita

Mahasiswi Universitas Islam Negeri K.H. Achmad Shiddiq Jember

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Emang boleh Sebrutal Ini Gen Z? Alasan Mengapa Pentingnya Akhlak Diatas Ilmu

28 September 2023   08:07 Diperbarui: 28 September 2023   08:27 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pict from The Mizzone.com

Halo kompasianers, beberapa hari ini setiap buka twitter pasti ada aja berita dari human generasi Z yang sangat bikin melongo. Ada aja tingkah mereka yang bikin geleng-geleng kepala bukan main. Kalau yang bikin melongo prestasinya sudah pasti saya bangga, tetapi mirisnya ini malak sebaliknya. Sebelum membahas secara singkat apa aja si beritanya, kita akan bahas dulu apa pengertian dari "Generasi Z". Dari kutipan Wikipedia dalam teori generasi yang dikemukakan oleh Graeme Codrington & Sue Grant-Marshall, Penguin Generasi Z adalah mereka yang lahir pada tahun kisaran 1997 sampai 2012. Generasi Z adalah generasi millenial yang sudah mengikuti perkembangan pada zaman sekarang terutama perkembangan teknologi. Disini saya ngga mau membahas sisi positif negatifnya perkembangan teknologi bagi generasi Z jadi mungkin cukup disini pembahasannya, next kita bahas apa aja si berita generasi z yang bikin saya melongo?

Pertama, melihat berita seorang anak Madrasah Aliyah yang membacok guru nya di daerah Demak membuat saya nyesek bukan main. Bagaimana bisa seorang remaja berani membacok gurunya dengan dalih dendam karena diberi nilai jelek oleh guru tersebut. Disamping itu murid tersebut juga serung tidak masuk sekolah dan tidak pernah mengerjakan tugas. Setelah ditelusuri oleh kepolisian Demak saat sudah tertangkap dan introgasi, ternyata dia adalah murid yang memiliki banyak sekali masalah dirumah dan bekerja itulah alasannya mengapa dia sering tidak masuk sekolah dan tidak mengerjakan tugas.

Pict from twitter
Pict from twitter
Setalah membaca hasil introgasi anak tersebut jadi ada sebagian berpikir bahwa "masalah yang dihadapi murid tersebut sangat kompleks, jadi sangat wajar dia kalut apalagi di usianya yang sekarang ini tergolong labil", cuat seorang netizen dalam komentarnya. Tapi mohon maaf saya makin nyesek dengan balasan tersebut. Apa wajar orang labil yang banyak masalah membacok gurunya?. Saya juga generasi z, saya juga sering melihat beberapa teman sesama generasi yang juga bekerja keras bukan main, banting tulang sehabis sekolah langsung kerja demi membantu ekonomi orangtuanya. 

Pada dasarnya mengerjakan tugas pun adalah sebuah kewajiban seorang murid. Dan tugas seorang guru adalah mengingatkan serta memberi sanksi jika memang sudah tidak bisa diingatkan agar murid tersebut disiplin dan tanggung jawab. Itu adalah siklus yang biasa terjadi dilingkungan sekolah. Jadi untuk apa harus sampai membacok gurunya karena masalah tersebut. Umur ngga bisa dijadikan tameng untuk berbuat brutal sedemikian rupa. Sebesar dan sekalut apapun masalah kalian juga jangan sampai merugikan diri sendiri dan orang lain apalagi sampai melukai.

Selanjutnya adalah berita kasus seorang anak Sekolah Menengah Pertama di Cilacap yang membully temannya dengan cara memukul dan menendang hingga tersungkur. Syukurnya saat ini polisi sudah menangkap pelaku tersebut. Dan konon katanya dilansir dari media detik.com, menurut masyarakat pelaku memang sudah sering bertindak sedemikian rupa, sudah berkali-kali dikeluarkan pihak sekolah karena perilaku bullying, bahkan guru sudah sampai angkat tangan saking parahnya anak tersebut.

Pict from Twitter
Pict from Twitter
Kasus bullying rasanya dari dulu hingga saat ini masih banyak terdengar, bahkan sepertinya saat ini makin banyak. Apa mereka pikir dengan membully orang jadi terlihat keren dan ngerasa jadi superhero sampai ada yang memang sengaja mendokumentasikan. Dengan membully, kalian sama sekali ngga ada kerennya dan malah bikin ilfeel. Dampak dari perilaku ini adalah membuat korbannya trauma, stress, kehilangan percaya diri, mengalami gangguan kesehatan mental sampai ingin melukai diri sendiri. Fatalnya dari akibat bullying adalah bisa mengakibatkan kematian. Setega itu dengan sesama generasi z?.

Dari dua berita diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa betapa pentingnya akhlak dan adab didalam keseharian. Tentu jika generasi z menanamkan dalam diri dan berpegang teguh pada akhlak dan adab yang baik, sudah pasti tidak akan melakukan hal setega dan seburuk itu. Jadi teringat kalimat dari Syekh Abdul Qadir Al-Jailani "Aku lebih menghargai orang yang beradab daripada berilmu. Kalau hanya berilmu, iblis pun ilmu nya lebih tinggi dibanding manusia". Dari kalimat tersebut sudah sangat jelas bukan?. Tapi lebih baiknya jika kalian adalah generasi yang berakhlak dan berilmu.

Disamping itu peran orangtua juga sangat penting dalam penanaman akhlak ataupun adab yang baik. Karena tempat belajar seorang anak yang paling dekat adalah orangtua kemudian sekolah barulah kemudian masyarakat. Alangkah baiknya jika orangtua, guru dan masyarakat juga sama-sama belajar tentang parenting bagaimana mendidik dan merawat anak agar menjadi generasi yang berakhlak baik dan berilmu. Karena jika dalam diri seorang anak sudah teguh akhlak yang baik, maka seburuk apapun lingkungannya dia pasti bisa membatasi dan memilah mana perilaku yang bisa diikuti dan mana yang harus dijauhi. Tanamkan rasa saling menghargai dan menghormagi dengan sesama. Ohiya kalau bisa sedari dini jangan membiasakan "wajar" dalam perilaku buruk setiap anak. Kalau salah ya salah, beri tahu bahwa itu salah. Jangan malah dimaklumi hanya karena embel-embel "namanya juga anak umur segitu".

Sekian untuk ocehan pagi ini, boleh di skip kalau memang ngga suka, karena pada dasarnya saya menulis hal ini hanya untuk meluapkan rasa kesal saya melihat perilaku generasi z yang bukan main brutalnya. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Tuhan, sehat dan bahagia selalu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun