Mohon tunggu...
Fiki Heriestevi
Fiki Heriestevi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Main voly

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hakikat Monoteisme Islam (Kajian atas Konsep Tauhid Laa Ilaaha Illalah)

21 Desember 2022   11:56 Diperbarui: 21 Desember 2022   12:19 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memungkinkan orang syirik pada zaman modern ini adalah pangkat atau tahta. Pangkat ini sangat erat hubungannya dengan uang,. Sehingga sangat mungkin di salah gunakan oleh orang- orang untuk mendapatkan uang dan harta. Orang yang mempertaruhkan jabatan tidak peduli dengan nilai atau etika untuk meraihnya.jalan tidak benar pun akan ditempuh demi kekuasaan.

2.Syahwat dan seks

Pada zaman ini memungkinkan seseorang syirik banyak melakukan syahwat (seks). Banyak orang untuk memenuhi keinginan akan seks ini tidak lagi mengindahkan nilai-nilai luhur agama. Orang yang telah terlanjur melakukan seks tidak akan bisa lagi melihat batas-batas kewajaran, sehingga ia akan melakukan apa saja demi kepuasan seksnya.

3.Harta benda atau materi

Pada zaman modern ini orang syirik yang paling di utamakan ialah uang, karena uang ini termasuk "ilah" yang paling berkuasa di dunia ini. Memang telah nyata di dunia bahwa hampir semua yang ada di dalam hidup ini dapat diperoleh dengan uang, bahkan dalam banyak hal harga diri manusia pun bisa dibeli dengan uang.

B.EFEK SEMANGAT TAUHID

Konsep monoteisme Islam dalam rumusan tauhid laa ilaaha illallah dapat di maknai sebagai "pembebasan". Jika hanya Allah SWT sebagai pencipta (laa khaliqa illallah) makna selain Allah baik manusia, Malaikat, setan, maupun alam, semuanya adalah makhluk (ciptaan) Allah. Semua makhluk memiliki derajat dan kedudukan yang sama.derajat itu adalah makhluk (ciptaan) Allah tadi. Tidak dibenarkan sesama makhluk atau ciptaan ini di posisikan di luar persamaan derajat tdi seperti sikap dan perilaku mempertahankan alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun