2.Laa raziqa illallah, tidak ada yang maha memberi rezeki kecuali Allah.
3.Laa hafidza illallah, tidak ada yang maha memelihara kecuali Allah.
4.Laa mudabbira illallah, tidak ada yang maha mengelola kecuali Allah.
5.Laa malika illallah, tidak ada yang maha memiliki kecuali Allah.
6.Laa waliya illallah, tidak ada yang maha memimpin kecuali Allah.
7.Laa hakima illallah, tidak ada yang maha menentukan kecuali Allah.
8.Laa illallah, tidak ada yang maha menjadi tujuan kecuali Allah.
9.Laa ma'buda illallah, tidak ada yang maha disembah kecuali Allah
Laa pada awal kalimat tauhid di atas adalah la nafiyata lijinsi, yaitu huruf Nafi Yang menafikan segala macam jenis ilah (tuhan). Ilah adalah huruf istitsna ( pengecualian ) yang mengecualikan Allah SWT dari segala macam jenis ilah yang di nafikan.
Kepercayaan kepemilikian sifat-sifat ketuhanan kepada selain Allah demikian Jelas-jelas menjadi belenggu dan penghalang menuju kebenaran iman atau tauhid Ini. Selain itu, dalam pemahaman lebih jauh hal itu sekaligus menjadi penyebab Gagalnya pencapaian kesempurnaan manusia sebagai makhluk Allah tertinggi (ahsanu taqwim) sebagaimana ditegaskan Alquran surat at-Thin (95) ayat 4. Dalam Ayat tersebut manusia dijelaskan sebagai sebaik-baik atau puncak ciptaan Allah Swt (ahsanu taqwim) atau mahkota ciptaan-Nya Kesyirikan pada zaman modern tidak lagi ditandai dengan penyembahan secara fisik, karena berhala pada zaman sekarang lebih didasari sikap Dan perilaku. Maksud pernyataan ini adalah sikap dan perilaku pemberhalaan Terhadap sesuatu atau seseorang. Ada beberapa syirik pada zaman modern ini Yang patut direfleksikan agar setiap orang Muslim dapat lebih terjaga Kemurnian tauhidnya kepada Allah Swt kendatipun mereka jelas-jelas tidak Menyembah berhala. Beberapa contohnya adalah sikap pemberhalaan terhadap Harta benda atau materi, tahta atau kekuasaan, dan syahwat atau seks.
1.Tahta dan kekuasaan