Mohon tunggu...
Fiki Elma Liana
Fiki Elma Liana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan

Mahasiswi S1 Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan dengan minat di Ilmu Pemerintahan dan Pemerintahan Daerah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Penguatan Seni Tradisional untuk Pendidikan Berkualitas: Mahasiswa S1 PPKn UM Implementasikan SDGs-4 di Sanggar Seni Sapu Jagad"

3 Januari 2025   19:26 Diperbarui: 3 Januari 2025   19:30 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesi Wawancara Bersama Ki Ardhi Poerbo Antono

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Departemen Hukum dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang yang beranggotakan Alfiyatur Rosidah, Fiki Elma Liana, Revina Azzahra Fatin, Yeni Rahmawati dengan bimbingan langsung oleh Prof. Dr. Sri Untari , M.Si. melakukan observasi pada Sanggar Seni Sapu Jagad Nahdhlatuts Tsaqofah yang berlokasi di Raya Tlogomas II No. 48-A RT.001 RW.006 Tlogomas Kecamatan Lowokwaru, Kotamadya Malang, Jawa Timur. Kegiatan observasi ini berlangsung pada Kamis, 21 November 2024. 

Kami melakukan kegiatan observasi sekaligus wawancara dengan seorang seniman dalang bernama Yul Ardhiantono atau kerap disapa Ki Ardhi Poerbo Antono yang merupakan pendiri Sanggar Seni Sapu Jagad Nahdhlatuts Tsaqofah. Adapun visi dari Sanggar seni ini ialah menciptakan manusia Indonesia yang tanggap, tangguh dan tanggon berjiwa Pancasila dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia serta dengan misi "Hakaryo Guno Mamayu Hayuning Bawono" yang artinya berbuat manfaat bagi ketentraman alam. 

Sanggar seni ini mewadahi aktifitas serta kreatifitas berkesenian tradisional terutama seni Pedalangan, Tari dan Karawitan. Disamping itu, Sanggar Seni Sapu Jagad juga berfungsi sebagai benteng pertahanan kesenian tradisional dari serbuan budaya kapitalis barat. Dalam mencapai tujuan kegiatan nya sanggar seni sapu jagad ini membagi nya kedalam tiga aspek, yakin aspek Birokrasi, aspek sosial, aspek religi.

Dari hasil observasi beserta wawancara yang kami lakukan, sanggar seni sapu jagad tidak memberikan batasan usia kepada masyarakat, mereka bebas mengekspresikan dirinya melalui kegiatan seni yang ada disana. Dengan adanya sanggar seni ini diharapkan mewujudkan masyarakat yang agamis dan tidak melupakan kearifan lokal budaya yang sudah turun temurun dari nenek moyang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun