Pada 12 Oktober 2002, dunia dikejutkan oleh ledakan bom yang mengguncang Kuta, Bali, yang merupakan salah satu tujuan wisata terkenal di Indonesia. Serangan teroris ini tidak hanya mengubah citra Bali, tetapi juga berdampak pada kebijakan keamanan global dan hubungan internasional. Artikel ini akan membahas secara mendalam peristiwa bom Bali 2002, mencakup latar belakang, pelaku, dampak jangka panjang, serta tindak lanjut yang diambil.
Latar Belakang dan Pelaku
Bom Bali 2002, yang sering disebut sebagai "Bom Bali," merupakan salah satu serangan teroris paling mematikan di Asia Tenggara. Ledakan terjadi di tiga lokasi berbeda: Sari Club, Paddy's Caf, dan sebuah mobil yang diletakkan di depan Sari Club. Serangan ini dilakukan oleh kelompok teroris Jemaah Islamiyah (JI), yang memiliki afiliasi dengan al-Qaeda.
Pelaku utama dari serangan ini adalah Amrozi Nurhasyim, dikenal sebagai "Amrozi," bersama dua saudaranya, Ali Gufron (juga dikenal sebagai Mukhlas) dan Imam Samudra. Mereka terinspirasi oleh ideologi ekstremis yang bertujuan mendirikan negara Islam di Asia Tenggara. Dalam pengakuannya, Amrozi menyatakan bahwa serangan ini merupakan balasan atas keterlibatan negara-negara Barat di Timur Tengah, khususnya Amerika Serikat.
Detail Serangan
Serangan terjadi pada malam hari di dua lokasi hiburan malam yang populer di Kuta. Ledakan pertama terjadi di Sari Club, diikuti oleh ledakan kedua yang lebih besar di Paddy's Caf. Ledakan ketiga melibatkan sebuah mobil yang berisi bahan peledak dan diletakkan di depan Sari Club. Akibat serangan ini, 202 orang tewas dan lebih dari 200 lainnya terluka, termasuk banyak wisatawan asing dari Australia, Inggris, dan negara-negara lain.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Serangan bom Bali mengakibatkan kerusakan serius pada sektor pariwisata Bali, yang merupakan salah satu tulang punggung ekonomi pulau tersebut. Jumlah kunjungan wisatawan menurun drastis setelah peristiwa tersebut, dan banyak bisnis lokal mengalami kerugian signifikan. Bali, yang sebelumnya dikenal sebagai destinasi wisata yang aman, kini menjadi simbol ancaman terorisme global.