Jangan sampai kebijakan yang diputus di Jakarta sana, malah semakin melebarkan perbedaan antara yang memilih dan yang dipilih. Berbeda saat masuk puasa dan waktu lebaran, seperti beberapa tahun silam itu terasa aneh. Apalagi soal tadi itu. Absurd. Â
Ustaz-ustaz bilang, saat puasa itu doa-doa mudah diterima. Saya juga berdoa agar spanduk depan mesjid di kampung dapat dicabut. Bukan apa-apa. Ini contoh kalimat tidak efektif. "..untuk selain masyarakat desa sini, untuk sementara..." Â Kelebihan kata "untuk".
Kalimat saja harus efektif, apalagi negara. Tapi hanya bonus kalau spanduk itu dicabut. Sebab grandprize-nya tentu adalah corona ini telah berlalu. Shaf jemaah kembali rapat. Pintu-pintu mesjid juga terbuka lebar. Dan kita semua menjadi pemenang pahala ramadhan. Â
Dan "posisi", atau "ada perkopian kah" kembali bisa diucapkan.
Zulfiqar Rapang, anak muda dari ketinggian Rongkong, Tana Masakke
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H