Mohon tunggu...
Fitriana Eka
Fitriana Eka Mohon Tunggu... -

Sabar aja denger ocehan gue....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Write Whateverrr

9 Juli 2013   12:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:48 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Apa kamu pernah merasa sedih terus bingung harus apa sama hidup kamu? Ya. Kurang lebih seperti itu. Andai saja letak pantai hanya beberapa langkah dari sini pasti langkah kaki ini telah mengikuti jejaknya. Dan jika ada sebuah permainan yang membuat kita teriak lepas, pasti akan ku ikuti. Sadar atau tidak, tujuan dalam hidup itu diperlukan, karena saat kita tak memiliki tujuan, kita akan kehilangan arah.

Sama, sama seperti saat kamu punya tujuan hidup untuk membahagiakan seseorang saat kamu bisa memilikinya. Tapi suatu saat kamu harus melepasnya,  dengan penuh rasa ikhlas karena dia berhak mendapat tempat paling nyaman untuk hidupnya. Dan bukan kamu.....bukan.

Melihat seseorang pergi menepi dari hidup kita kadang menyedihkan, kehilangan sebuah kebiasaan untuk hidup bersama, kehilangan kebiasaan untuk tertawa lepas bersama, kehilangan kebiasaan untuk menghabiskan waktu bersama, kehilangan kebiasaan untuk menanggul sedih bersama, kehilangan senyumnya, kehilangan waktu.......untuk bersama.

Saat itu aku berusaha menyayangimu sebagai sebuah kebiasaan. Tapi setelah kebiasaan itu kau ajak tuk sudahi, aku hanya tersenyum pilu. Untung saja airmataku tidak jatuh di depanmu.

Jangan membelakangiku, lebih baik kau tinggalkan aku deminya. Daripada aku harus berjalan mengenap mengungpulkan nafasku saat melihat kalian. Apa perhatianmu kini hanya sebuah ilusi? Jika memang hanya sebuah ilusi biarkan ia tinggal bersama kenangan lalu kita. Tidak ada seorangpun yang ingin dijadikan pilihan. Aku senang kau bisa perduli kepadaku, aku senang kau masih meluangkan waktumu untukku, aku senang kau masih disini. Namun jika tujuanmu bukan aku lagi, kau bisa datang dengan senyum bahagia untuknya. Bukan aku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun