Mohon tunggu...
Fika Sulistyo
Fika Sulistyo Mohon Tunggu... Lainnya - Share what I know

The girl who has a big dream

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Review "Alasan untuk Tetap Hidup" (Matt Haig)

17 Juni 2021   13:20 Diperbarui: 17 Juni 2021   13:24 3513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku Self Improvement yang dibuat oleh Matt Haig ini menurut saya merupakan buku penolong. Terutama penolong untuk seseorang yang sedang mengalami Depresi. Buku ini merupakan hasil dari pengalaman Matt Haig sendiri saat mengalami depresi di umurnya 24 tahun.

Buku ini diawali dengan pengalaman Matt Haig yang merasa dunia hancur, tidak ada yang bisa Matt lakukan bahkan ia merasa menjadi pribadi yang berbeda, Matt merupakan pemuda yang enerjik namun saat terkena depresi Matt menjadi seseorang yang tidak dapatbertemu banyak orang bahkan ia mendapatkan serangan panik saat harus keluar rumah sendirian, Matt juga sudah membulatkan niat dan tekadnya untuk mati sehingga ia sudah mencoba untuk terjun dari tebing. 

Banyak sekali hal-hal depresi yang Matt lalui ditambah dengan adanya serangan panik dan kecemasan yang membuat Matt terpuruk, tetapi Matt bisa bertahan dan salah satu penyebab ia bisa bertahan karena adanya Andrea, pacarnya yang selalu mendampingi dan menemani Matt saat itu. Selain itu Matt juga menjabarkan semua hal yang membuat dia bisa merasa lebih baik dari depresi. Matt juga menjabarkan beberapa fakta mengenai depresi, salah satunya adalah perempuan lebih mudah terkena depresi namun lebih banyak laki-laki yang meninggal bunuh diri akibat dari depresi, hal ini dikarenakan perempuan cenderung akan mencari pertolongan agar mereka bisa melalui depresi ini di banding dengan laki-laki. 

Buku ini sangat cocok untuk seseorang yang mengalami depresi karena buku ini membuat mereka pengidap depresi merasakan bahwa mereka tidak sendirian untuk melalui hari yang sangat berat. Karena Depresi sendiri pada dasarnya merasakan sebuah kesedihan yang tidak dapat di bendung dan merasa tidak ada orang yang mengerti dirinya bahkan tidak ada orang yang peduli pada dirinya. Banyak kasus para entertainer yang mengalami depresi, mereka mendapatkan banyak cinta dari fans nya namun saat mereka merasakan depresi itu semua tidak memiliki arti apapun karena depresi sudah menguasai pikiran mereka bahwa mereka sendirian dan tidak ada yang mencintai dia.

Buku ini benar-benar menjadi teman yang sangat baik untuk penderita depresi karena saat membacanya mereka akan merasa dimengerti karena Matt menceritakan pengalaman ia melawan depresi sehingga membuat para pembaca merasakan bahwa Matt juga merasakan apa yang mereka rasakan, selain itu Matt juga memberikan tanggapan para penderita depresi saat mereka berhasil melalui depresi yang membuat para penderita depresi merasakan bahwa mereka tidak sendirian untuk melalui ini semua, terlebih lagi buku ini terdapat list-list cara membuat perasaan penderita depresi menjadi lebih baik.

Namun tidak memungkiri bahwa buku ini juga bagus dibaca untuk semua kalangan tidak hanya penderita depresi karena buku ini bisa membuat para pembaca mengerti apa yang dilalui para penderita depresi dan bagaimana cara membantu mereka untuk keluar dari depresi itu sendiri.

Saya pribadi saat membaca buku ini sedang merasakan depresi sampai harus meminum obat dari psikiater bahkan obat pertama dari psikiater tidak begitu membantu sehingga psikiater harus menaikkan dosisnya. Sahabat baik saya merekomendasikan buku ini untuk saya baca ditengah-tengah hari saya yang sangat menyedihkan bahkan merasa tidak berguna untuk hidup. Setelah membaca buku ini saya merasa depresi adalah salah satu tahap kehidupan yang bisa saja dilalui oleh setiap orang karena depresi bisa menjangkit siapapun tanpa melihat pekerjaan, status dan latar belakang mereka dan yang membuat saya sangat terinspirasi adalah Matt menceritakan Abraham lincoln yang seumur hidupnya melawan depresi namun ia tetap bisa membanggakan dan menolong banyak orang.

Dari situ saya merasa bahwa saya terkena depresi tapi bukan berarti saya harus menyerah. Depresi memang seperti iblis yang selalu membuat kita tidak bisa berfikir jernih dan selalu sensitif, bahkan untuk bangun dari tempat tidur pun akan sangat terasa berat, setiap hari selalu di kelilingi perasaan sedih sehingga senyuman tidak mungkin terukir. Namun karena buku ini saya jadi sadar bahwa saya harus move on dan menjalani hidup, saya tidak bisa begitu saja mati karena depresi.

Saya harap buku ini juga dapat menolong para penderita depresi lainnya untuk tetap kuat dan berjuang melawan salah satu penyakit yang mematikan ini dan merasakan bahwa ini hanya salah satu proses hidup yang harus kita lewati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun