Mohon tunggu...
fika shennia
fika shennia Mohon Tunggu... -

nice :D

Selanjutnya

Tutup

Nature

Gunung Merapi dan Penduduk

6 November 2010   06:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:48 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Indonesia memang indah karena banyak gunung, pantai, kebudayaan nya yang masih kental. Penduduk Indonesia tidak semua yang mampu untuk tinggal didaerah perkotaan, dan perkotaan pun tidak mampu untuk menampung banyaknya penduduk indonesia yang banyak sekali. Seharusnya indonesia mampu, tapi karena sumber daya alam, dan manusia kurang memadai, jadi penduduk indonesia masih digolongkan miskin.

tak heran, banyak penduduk yang masih tinggal di pedesaan seperti daerah lereng, daerah pantai. Dan tak diherankan juga kalau penduduk yang tinggal di sana, menerima pendidikannya kurang.

Seperti contoh warga yang ada di kaki gunung merapi, memang pada tahun 2006 merapi pernah meletus, tapi tidak berbahaya seperti yang kali ini. Dan memang saat itu Mbah Maridjan sebagai juru kunci merapi mampu untuk memprediksi kalau letusannya tidak akan begitu parah.

Lalu saat ini, banyak dari masyarakat di kaki gunung percaya dengan Mbah Maridjan, untuk tetap tinggal di rumah nya. Apa yang terjadi? Gunung merapi itu mampu untuk menewaskan 25 orang termasuk mbah maridjan, mereka percaya mbah maridjan benar, dan memilih untuk tinggal. Siapa yang tahu gunung itu kapan meletusnya? bukan saya, kamu, atau mbah maridjan, tapi Tuhan yang tahu. memang, tanda-tanda merapi akan meletus tidak seperti biasanya. geterannya tidak jelas, tapi langsung besar, kegiatan gunung pun tidak mampu menjelaskan kalau akan meletus, tapi, peneliti gunung sudah menetapkan ancaman untuk awas, karena merapi memang sudah memasuki keadaan yang parah.

karena kurang nya pendidikan, penduduk tetap mempercayai Mbah Maridjan. Memang satu sisi Mbah Maridjan itu baik, sebagai abdi dalem, mbah maridjan ingin tetap mengabdi, tapi yang disayangkan adalah pemikiran penduduk masih terlalu dangkal untuk mencerna kata-kata pengawas gunung.

Dan sekarang merapi masih terus meletus. Semoga saja, penduduk tidak "nakal" lagi jika diminta untuk evakuasi ke tempat yang jauh dari merapi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun