Ini adalah kronologi peristiwa bentrok massa di Gandekan, Solo pada hari pertama. Ini ditulis karena sebagai warga Solo, saya melihat ternyata banyak pemberitaan di media massa yang beredar kurang tepat dan cenderung mengelabui persepsi publik untuk satu tujuan tertentu. Maka inilah yang perlu diluruskan agar pemberitaan menjadi adil. Ini adalah hasil wawancara media lokal dengan tokoh utama yang berperan langsung saat kejadian, beberapa sumber diantaranya Bp. Supriyanto takmir Masjid Muhajirin, Agus Junaidi (koordinator dari aksi solidaritas) dan dari korban yaitu Agus Pamuji, Didik, Shandy dan terakhir Yunianto pemilik sepeda motor yang dibakar. Berikut ini rangkuman dari kronologi kasus Gandekan pada hari pertama. KAMIS SIANG 1. WARGA MENINGGAL Terdapat seorang warga di daerah Semanggi, Solo (selatan Gandekan) yang meninggal. Maka warga sekitar termasuk jamaah masjid Muhajirin melayat warga tersebut. Lokasi pemakaman di PU Purwoloyo Pucang Sawit maka rombongan melewati Jl RE Martadinata dan melintasi Tanggul Pasar Kampung Sewu. 2. PELAYAT DISERANG Usai melayat, salah seorang pelayat, Yunianto (salah seorang anggota ormas) dan tiga teman lainnya mencoba lewat tanggul agar cepat sampai rumah. Namun saat baru berbelok ke kiri tiba-tiba ia dipukul bahunya dengan bambu oleh dua orang yang nongkrong di cucian motor milik Iwan Walet. NB: Iwan Walet adalah mantan Kostrad yang dipecat karena terlibat berbagai tindak pidana, selepas dipecat, ia ditengarai memimpin berbagai kelompok preman di wilayah Solo, beking parkir, dsb. Selain itu ia juga berbisnis walet sehingga dipanggil Iwan Walet. Karena tidak bisa menahan diri, akhirnya Yunianto terjatuh berikut motor yang ditungganginya, sedangkan tiga temannya langsung lari menyelamatkan diri. Karena tak merasa bersalah, Yunianto mendatangi pada pemuda yang memukul tersebut ”Mas salah saya apa kenapa dipukul ?” Tapi preman-preman itu malah memukuli lagi. Merasa kalah jumlah, Yunianto pun memilih menjauh, berjalan diatas tanggul ke arah selatan. Namun, karena ingin mengambil motornya ia kembali lagi. Saat mendekat, orang yang membawa bambu memanggil ke teman-temannya. ”Karena saya takut dikeroyok ya sudah mas, saya lari saja menyelamatkan diri” ujar Yunianto. 3. MOTOR PELAYAT DIBAKAR Lalu sepeda motor Yunianto, Honda Supra dengan nopol AD 5432 BZ dibakar preman-preman tersebut di perempatan tanggul. Sepeda motor yang dibakar menarik perhatian massa, masyarakat sekitar ikut berkerumun menyaksikan dan semua bertanya 'motor miliki siapa', 'kenapa dibakar' dan sebagainya. Motor yang dibakar massa (www.itoday.com) 4. WARGA SEKITAR DISERANG PREMAN Seorang pedagang onde-onde yang biasa berdagang di Pasar Gedhe, Agus Pamuji yang kebetulan lewat di tempat tersebut penasaran ada apa ramai-ramai di tengah jalan. Ia pun lantas ikut melihat juga. Saat mendekat ke motor yang dibakar tadi, ia langsung dipukul dan dikeroyok oleh beberapa orang yang ada disitu dengan menggunakan senjata tajam dan pentungan tanpa sebab yang jelas, akhirnya ia pun tersungkur tidak sadarkan diri dan akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Dr. Moewardi Solo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H