Mohon tunggu...
Zulfikar Hafid
Zulfikar Hafid Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa PBSI UNM 2010. Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Himpunanan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (HIMAPRODI PBSI), dan BKMF eLTIM FBS UNM. Pecandu musik. sHEILA oN 7,Mr.Big, Blackout, The Banery,Chrismansyah Rahadi, Frau

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Vocabulary SBY untuk Pencitraan, Pemulihan Pamor

15 Desember 2011   01:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:16 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Mungkin terlalu kelihatan sentimen saya terhadap Bapak Beye ini. Ya, begitulah kenyataannya. Gemas dan kesal yang selalu menusuk-nusuk emosi ketika mendengar, apalagi memikirkan sosok Beliau.

Di sini, saya tidak ingin mengomentari mengenai kepemimpinan beliau ditinjau dari sudut politik atau apalah itu yang "berbau keras". Hanya dari sisi kebahasaan, ya.. itu saja.

Bapak Beye, Dr.H.Susilo Bambang Yudhoyono (salam hormat saya) adalah peraih penghargaan pejabat pengguna bahasa Indonesia terbaik oleh Pusat Bahasa (kini Badan Bahasa) semasa beliau menjabat Menkopolkom tahun 2003 silam. Hal ini saya ketahui dari salah seorang dosen yang bertindak sebagai pembicara saat mengikuti suatu forum ilmiah kebahasaan di kampus. Saya terkejut mendengarnya,"ha??" . Di dalam hati saya berkata "wah..mengapa sekarang bahasanya seperti ‘itu’ ya??".hahaha..percaya tidak percaya saya mencoba untuk mencari warta yang melansir mengenai penganugerahan kepada Pak Beye itu. Alhasil, ya..benar..beliau memang mendapatkan penghargaan itu pada tanggal 14 Oktober 2003 bersama Prof.Dr.Yusril Ihza Mahendra yang menjabat Menteri Kehakiman dan HAM  RI .(http://www.beritaindonesia.co.id/feature/speech-gado-gado-mister-presiden)

Semakin kesal lah saya. Beberapa kali saya mencibir beliau setiap menonton atau mendengar pidatonya, pidato bilingual yang merupakan pelanggaran UU No.24 Tahun 2009 Pasal 28. Dosa besar!. Tidak hanya dalam pidato—Pak Beye menggunakan 'bahasa campur-campur', bahkan saat diwawancarai oleh wartawan mengenai berpulangnya salah satu putra terbaik bangsa ini, beliau masih saja menggunakan bahasa campur-campur itu, "almarhum adalah sosok yang low profile, hamble, dan peduli kepada rakyat banyak....., " katanya.

Doktor Presiden ini memang pernah begitu dibangga-banggakan oleh publik karena kefasihannya dalam berbahasa Inggris. Sering di dalam forum Internasional, beliau menyampaikan pidato dan atau pandangannya dengan menggunakan bahasa Inggris. Dari sini dapat terukur keintelektualan beliau yang membuat publik semakin mengelu-elukannya. Doktor dari Amerika.

Akan tetapi, dikabarkan saat ini popularitas Pak Beye menurun, menurut survei salah satu lembaga survei terkemuka di negeri ini. Beberapa isu akbar yang tidak terselesaikan, atau terselesaikan tapi dengan tidak dan atau kurang baik—adalah penyebab popularitas atau mungkin bahkan integritas beliau menurun.

Walaupun mungkin hasil survei ini tidak ditanggapi dengan begitu serius oleh Pak Beye, akan tetapi, tentunya beliau memikirkannya juga, sedikit-sedikit yang hasilnya merujuk pada suatu langkah untuk memulihkan pamor atau popularitas beliau. Dimulai dari yang kecil, yang gampang-gampang saja.

Pernahnya publik begitu mengelu-elukan beliau atas kelenturan lidahnya dalam berbahasa Inggris, menurut penulis adalah langkah kecil—solusi dari turunnya pamor atau popularitas Pak Beye. Untuk menyelesaikan kasus-kasus besar, terlalu sulit bagi Pak Beye karena terlibatnya bukan orang-orang  biasa. Yah, ini saja..memberi kesan intelek melalui bahasa,sehingga publik berkata " wah..memang hebat Presiden kita ini, bahasanya..wetss.." Ini pernah terjadi, seorang Ibu teman saya begitu terpukau mendengar Pak Beye memamer riavocabularynya. Saat itu, saya duduk tepat di sampingnya dan dengan jelas mendengar Ibu tersebut berkata demikian.

Mungkin Pak Beye tidak sadar, bahwa sebenarnya 'kecintalauraan' bahasanya adalah merupakan suatu penilaian buruk terhadapnya. Apalagi, bagi pribadi-pribadi penggiat bahasa. Sesuatu yang sangat ironis, bahasa 'INGGRISIA' Pak Beye adalah suatu pelanggaran terhadap UU No.24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.

Seperti seorang anak SD yang tak lagi pernah mendapatkan pujian dari kawan-kawannya, maka beliau menunjukkan kembali hal-hal yang pernah membuatnya begitu dibangga-banggakan.

Sekali lagi,vocabularySBY dalam pidato resminya adalah suatu pelanggaran konstitusi, walaupun tidak ada sanksi pidana, ini tetap saja dosa! Dari sini dapat dilihat juga—demi kekuasaan, apa pun akan dilakukan, meskipun itu haram. Contohnya pelanggaran UU No.24 Tahun 2009 ini.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tulisan ini telah dikirim (posting) pada Wordpress pada tanggal 14 Juli 2011.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun