Kemarin, seorang kawan berceletuk "Bahasa Indonesia itu tidak lengkap toh?". Saya tertarik dengan celetukan kawan ini. Saya bertanya alasan  dia berpendapat demikian.  Dia menjawab "kata 'televisi', 'radio', 'komputer', dan 'kalkulator' itu bukan bahasa Indonesia asli, melainkan bahasa asing yang dipakai oleh Indonesia." Mendengar pernyataan kawan ini, perasaan saya  bercampur aduk, sedikit kesal tapi lucu dan geli.
Saya sebagai orang yang sedikit paham tentang bahasa menjelaskan kepada kawan tersebut dengan dasar bahwa bahasa dan budaya adalah hal yang tidak bisa dipisahkan. Menurut saya pribadi, bahasa sebuah bangsa bergantung pada kebudayaan bangsa tersebut. Saya mengakui bahwa kata 'televisi', 'radio', 'komputer', dan 'kalkulator' itu memang tidak berasal dari bahasa Indonesia asli. Kata-kata tersebut adalah serapan dari bahasa asing. Akan tetapi, penyerapan dari bahasa asing tersebut, tidak berarti bahwa bahasa Indonesia itu tidak lengkap! Sekali lagi, bahasa sebuah bangsa bergantung pada budayanya. Â Nah, bangsa Indonesia tidak berbudaya pencipta teknologi, untuk itu kata-kata benda teknologi seperti televisi, radio, komputer, kalkulator, dan sebagainya tidak berasal dari bahasa Indonesia asli, melainkan serapan dari bangsa lain yang berbudaya pencipta teknologi, seperti Amerika Serikat yang menggunakan bahasa Inggris. Jadi, sekali lagi bahasa Indonesia bukan tidak lengkap!
Setelah perbincangan tersebut, saya teringat pada salah satu kabar dari media massa yang memberitakan kegencaran anak bangsa membuat mobil. Merek mobil buatan anak bangsa yang pelaing terkenal adalah Kiat Esemka. Merek Esemka ini saya jadikan bahan pamer kebanggaan kepada kawan yang berbincang tentang bahasa Indonesia tadi. Saya mengatakan "Untung ada mobil Kiat Esemka yang menggunakan bahasa Indonesia pada mereknya, ya..saya seratus persen berbangga dengan mobil Esemka ini, kalau tidak, justru saya akan berpikir bahwa bahasa Indonesia itu menjijikkan, dan tidak pantas untuk mendunia."
Tapi, saat saya jeda berbincang, saya teringat dengan beberapa merek mobil lain karya anak bangsa yang menggunakan bahasa asing. Ya... Saya hanya menelan kecewa. Andai merek-merek tersebut menggunakan bahasa Indonesia, sudahlah!
Di ujung perbincangan saya dengan kawan ini, saya mengatakan "Kamu sebagai orang yang bergelut di kajian ilmu teknologi, harusnya terpacu untuk menciptakan teknologi dengan pemikiranmu tadi yang beranggapan bahwa bahasa Indonesia itu tidak lengkap!, jadikan bahasa Indonesia sebagai salah satu motivasi kamu untuk menciptakan teknologi, biar bahasa Indonesia juga mendunia, minimal mereknya lah, seperti Honda, Suzuki, Samsung, Toshiba dan sebagainya!"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI