Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pemimpin Bedebah

26 Maret 2012   09:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:28 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ciri pemimpin bedebah ialah selalu lari dari masalah
Di dalam negeri ia lari
Layaknya orang yang bersalah
Di kejar ke luar negeri pun ia menghindar

Pemimpin bedebah tak memikirkan rakyatnya dikala senang
Yang ia tahu hanyalah laporan busuk para pembantu dan kolega terdekatnya
Beres-beres-beres, kata-kata yang selalu hadir dalam laporan yang dibacanya
Hidungnya seperti di cucuk, telinganya seperti di tutup

Penyakit pemimpin bedebah hanya ada dalam perutnya
Makan enak dan tidur pulas
Tak berpikir bagaimana rakyatnya bertarung nyawa hanya untuk semangkuk nasi
Pemimpin bedebah hanya bisa bermimpi rakyatnya telah hidup senang

Pemimpin bedebah hanya ada di negeri antah berantah
Dimana keadilan telah di perjualbelikan
Dimana kejujuran tak diperhitungkan
Dimana negeri telah di kuasai para bedebah

Joglo

Terinspirasi dari puisi "Negeri Para Bedebah" Karya Adhie Massardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun