Kompasianival 2011 masih berbekas dalam ingatanku. Rasanya baru kemarin aku menghadirinya di FX Cone Senayan. Saat itu aku tidak bisa datang lebih pagi, karena jam kantor baru usai pukul 14.00. Barulah setelah itu aku bisa datang ke Kompasianival 2011.
Meskipun cuaca kurang bersahabat karena sepanjang jalan hujan gerimis turun, tapi aku tetap memacu sepeda motor dengan santai. Biar pelan asal selamat, pikirku saat itu. Butuh waktu sekitar satu setengah jam perjalanan dari Serpong menuju Senayan. Untunglah Kompasianival tahun ini lebih dekat, di Gandaria City.
Ada rasa yang menyeruak ketika hadir disana. Suasana yang meriah memang tak mudah untuk dilupakan. Bertemu dengan handai taulan dan kerabat. Senang dan bahagia bisa bersillaturrahmi dan kopi darat bersama.
Masih ingat sekali aku menyapa beberapa rekan. Ada mbak Yayat, mbak Dessi, Babeh Helmi dan anggota Koplak Yo Band lainnya. Tak sungkan aku bawakan satu plastik besar rambutan untuk mereka semua. Kebetulan saat itu memang pohon rambutan di belakang rumah sedang berbuah lebat-lebatnya.
Aku juga kagum dengan mbak Christine, seorang survivor stroke. Meski dengan tertatih-tatih beliau tetap datang ke kompasianival 2011. Uda Kimi Raikonnen dengan telaten merelakan dirinya menjadi tumpuan. Selalu mendampingi mbak Christine kemanapun ia pergi. Menyapa setiap kompasianer satu persatu. Itulah pertemuan yang pertama dengan mbak Christine.
Dan sebuah kejutan, mbak Christine mendapatkan anugerah sebagai kompasianer paling inspiratif dari Kompasina. Semangat menulisnya tak pernah padam meski berkali-kali harus akrab dengan rumah sakit karena stroke.
Selain itu aku juga sempat berfoto dengan uda Ahmad Fuadi, penulis novel Negeri Lima Menara yang saat itu film dengan judul yang sama sedang di rilis di Indonesia. Aku memintanya foto bersama saat dia di wawancarai oleh mas Rob Januar.
Ada banyak permainan disana. Salah satunya permainan mobil balap dengan menggunakan kemudi koran Kompas. Nokia pun hadir disana dengan memberikan game menarik. Sebuah permainan bulu tangkis menggunakan nokia. Setiap yang memainkannya seperti orang aneh karena mengayun-ngayukan nokia tanpa arah yang jelas.
Karena permainan itu, aku pun mendapatkan sebuah tumblr dari nokia. Sayang aku kurang mahir memainkan gamenya. Padahal juara utamanya bisa mendapatkan sepeda gunung cmmiw.
Sayang aku tak bisa sampai malam disana, karena sikecil sudah menantiku di rumah. Dia paling senang jika aku datang. Akhirnya aku pulang selepas maghrib. Tak lupa aku melaksanakan sholat maghrib dulu.
Samar-samar aku melihat bang Zulfikar Akbar dan bang Herman Hasyim di cafe dekat pintu keluar. Saat blogshop di Kemayoran beberapa tahun lalu kami pernah sama-sama berbincang, lesehan bersama. Tapi rasanya aku tak bisa bergabung sore itu. Karena awan mendung sudah siap menumpahkan isinya.