Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ibu Ani Perlu Belajar "Social Media Management"

19 Oktober 2013   18:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:18 1182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Kasus keributan Ibu Ani di social media sudah yang kesekian kalinya. Tampaknya Ibu Ani tidak belajar dari kasus sebelumnya. Inilah mengapa kemarahan Ibu Ani di social media Instagram, menjadi berita segar bagi para awak media.

Social media bagi pengguna pemula memang digunakan sebagai media aktualisasi diri. Penggunanya bisa narsis sana sini. Tidak ada yang salah. Namun, kadang pengguna lupa bahwa social media sudah masuk ranah publik yang berarti harus menerima segala kosekwensi terburuk sekalipun.

Ibu Ani boleh dikatakan bersikap seperti para newbie di ranah media sosial. Ibu Ani kerap terpancing emosinya ketika ada komentar yang sedikit sinis. Padahal komentar seperti ini sudah lumrah dan terjadi di media sosial. Itu baru media sosial Instagram yang hanya memamerkan foto dan video ringkas.

Jadi, bagi para pejabat publik sebaiknya perlu diberikan pengetahuan mendasar bagaimana cara berkomunikasi dengan baik di social media. Radityadika dengan followers terbanyak sekalipun selalu menghindari tweetwar di twitter. Hal tersebut menunjukkan kematangan dan kedewasaan Dika di social media.

Untuk Kompasiana sekalipun, masih banyak komentar sinis dan bisa berujung pada perdebatan yang tak berakhir. Setiap tahun selalu ada perdebatan dan konflik yang tak berkesudahan. Kadang orangnya itu-itu juga. Tapi, disinilah kedewasaan seorang blogger diuji. Apakah akan terlibat pada konflik yang menguras tenaga, atau malah terus memberikan sharing positif?

Lebih parah lagi barangkali Ibu Ani bakalan pingsan jika bergabung dengan forum sebesar Kaskus. Disana semua orang bebas berkomentar. Meskipun sudah aturan, tapi tetap saja orang-orang yang tidak senang bisa muncul.

Apa yang ingin saya sampaikan ke bu Ani adalah "Think before comment, Think before posting" semua harus diukur kadar dan efeknya. Apalagi berstatus sebagai ibu negara. Di ranah social media meskipun dengan akun pribadi, Ibu Ani tetaplah ibu Negara.

Bakat narsis Ibu Ani sangat lumrah dan wajar, namun jika terpancing berkali-kali oleh komentar yang nyeleneh saya pikir ibu Ani perlu belajar managemen social media pada pakarnya seperti Nukman Lutfie atau Ndorokakung yang kerap memberikan tweet nyeleneh, renah namun tidak menghilangkan kebijaksanaan keduanya sebagai orang tua atau yang di tuakan di social media. Kemudian setelah itu boleh lah juga di kursuskan "Anger Management" :D

Salam Hangat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Hantu Pocong Lembang, Hiburan Siang di Jalan Macet!

4 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun